Mata Air Tercemar, Ratusan Warga Terjangkit Diare

Mata Air Tercemar, Ratusan Warga Terjangkit Diare

- detikNews
Kamis, 27 Sep 2007 15:34 WIB
Situbondo - Ratusan warga di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, Jatim, terjangkit wabah muntaber. Diduga, sumber penularan penyakit yang menyerang sekitar 249 warga adalah tercemarnya sumber mata air di desa setempat.Wabah penyakit yang ditandai dengan perut melilit, kepala pening disertai muntah dan berak tersebut, dikabarkan sudah berlangsung selama sepekan terakhir. Diyakini, sumber mata air yang dialirkan melalui pipa-pipa peyambungan ke rumah warga tersebut terkontaminasi virus penyebab wabah."Sampai saat ini kami masih terus mendata jumlah korban yang terjangkit muntaber ini. Kemungkinan jumlah warga yang terjangkit terus bertambah. Saat ini kami juga meneliti sumber mata air yang dialirkan melalui pipa paralon yang diduga telah tercemar," jelas Ptj Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Achmad Chusnul, saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (27/9/2007).Dijelaskannya, kemungkinan endemik penularan wabah tersebut juga terus berkembang. Mengingat saluran mata air yang dialirkan dari kaki Gunung Rengganis berjarak 10 kilometer itu juga dikonsumsi oleh warga di luar Desa Baderan.Untuk meneliti lebih jauh atas kepastian penyebabnya timbulnya wabah muntaber tersebut, menurut dr Chusnul, pihaknya telah mengambil sample air dari aliran pipa yang mengalir ke rumah warga. Bahkan, saat ini Dinkes Pemprov Jatim juga tengah menurunkan tim peneliti untuk memastikan penyebab muntaber yang diduga akibat tercemarnya air itu. "Saat ini tim peneliti dari Dinkes Pemprov Jatim masih dalam perjalanan menuju ke Baderan untuk meneliti dugaan pencemaran air. Tim juga membawa serta bantuan berupa cairan infus sebanyak 50 karton. Kami menyatakan ini sebagai kondisi luar biasa (KLB)," imbuh Chusnul.Selain Desa Baderan, wabah diare akibat mengkonsumsi air tersebut juga merambah Desa Tlogosari dan Desa Plalangan, Kecamatan Sumberlamalng. Tercemarnya air yang dialirkan melalui pipa parolon itu, kata Chusnul, dimungkinkan karena banyaknya pipa penyalur yang bocor bahkan pecah.Dari sejumlah keterangan warga dan pengurus Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Baderan, urai Chusnul, di beberapa lokasi jalur pipa penyalur air, banyak ditemukan pipa pecah. Warga juga mengendus adanya unsur kesengajaan dan sabotase pihak tertentu yang sengaja memecah dan merusak pipa paralon air. "Ditemukan tumpukan lembaran plastik yang dipakai untuk menyumbat aliran air. Sumpalan plastik inilah yang bisa jadi merupakan sumber menjangkitnya wabah. Namun kita hanya bisa memastikan setelah semua melalui tahap penelitian medis," tandas Chusnul.Sementara itu, ratusan warga yang terjangkit wabah diare berduyun-duyun mendatangi Puskesmas Besuki untuk memeriksakan diri dan berobat. Terbatasnya daya tampung puskesmas, memaksa warga memboyong para korban ke RSUD Situbondo. Bahkan sebagian korban yang tak tertampung, terpaksa dilarikan ke RS Waluyo Jati, Kraksaan, Probolinggo.Hingga kini pasien wabah diare asal Desa Baderan yang dirawat di RSUD Situbondo, hanya tinggal 5 orang saja. Sedangkan yang dirawat di Puskesmas Besuki jumlahnya mencapai 26 orang. Ratusan warga lainnya yang juga terjangkit wabah, diperkenankan pulang setelah sebelumnya diperiksa dan diberi pengobatan. (mar/mar)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.