Banyak Tak Perawan Sejak SMP

Prostitusi Pelajar di Kediri (4)

Banyak Tak Perawan Sejak SMP

- detikNews
Selasa, 12 Jun 2007 10:02 WIB
Kediri - Bagi Sinta, mendapatkan kepuasan materi menjadi alasan utama untuk menjajakan tubuh kepada lelaki hidung belang. Berangkat dari ajakan teman yang sudah terlebih dulu menekuni dunia malam, Sinta tertarik untuk bisa membeli barang mewah seperti pakaian dan HP.Di tengah kondisi perekonomian keluarga yang kurang mendukung, sulit bagi Sinta untuk bisa membeli benda-benda tersebut. Karena itu, jalan pintas untuk mendapatkan uang adalah menjual kemolekan tubuhnya. "Awalnya ada teman yang nawari untuk nemani tamu, lama-lama menjadi ketagihan juga," ujar pelajar yang masih duduk di bangku kelas II SMU swasta di Kediri ini. Tidak mudah bagi Sinta untuk menjadi perek yang cukup dikenal dan bisa menerima banyak tamu. Setelah cukup akrab dengan teman sekolah yang terlebih dulu menjadi PSK, Sinta diperkenalkan dengan seseorang yang biasa dipanggil mami, dan sekaligus berperan sebagai agen wanita. Dari orang itulah Sinta banyak mendapatkan order kencan melalui tukang parkir atau resepsionis hotel. "Kalau ada tamu, saya ditelepon dan disuruh ganti baju di rumah mami. Baru kemudian dijemput oleh tukang parkir untuk diantar ke hotel," kata Sinta. Dari tarif Rp 300 ribu yang dipatok kepada pria hidung belang, Sinta harus membayar Rp 75 ribu - Rp 100 ribu untuk maminya, plus uang jasa kepada tukang parkir atau resepsionis sesuai kesepakatan. Tarif tersebut jauh lebih murah jika mereka sedang berada di dalam diskotik. Karena kebanyakan pengunjung diskotik adalah orang berduit, Sinta pun mematok harga Rp 500 ribu sekali kencan. Dengan nilai tersebut, Sinta tidak akan keberatan untuk diajak bermalam dimana pun, termasuk berkencan di dalam mobil. Dengan postur tubuh yang ideal dipadu dengan gaya bicaranya yang manja, sifat remaja Sinta mampu memikat banyak lelaki hidung belang untuk mengajaknya kencan. Ironisnya, meski memegang uang cukup banyak, tidak sepeserpun yang ia gunakan untuk membantu keluarga. Sinta lebih suka menghambur-hamburkan uang tersebut untuk sekedar mengikuti pergaulan. Bagi Sinta sendiri, melakukan hubungan intim dengan lawan jenisnya sudah bukan pengalaman baru. Ia mengaku telah kehilangan keperawanan sejak duduk di bangku SMP ketika berhubungan dengan pacarnya. Karena itu, ia tak canggung lagi ketika harus menemani pria tak dikenal asal harganya cocok. Meski demikian, sebagai remaja normal yang beranjak dewasa, Sinta juga memiliki seorang pacar yang juga duduk di bangku SLTA. Seperti umumnya anak muda, mereka juga kerap bersama di sela-sela aktivitas ganda yang dilakukan Sinta. Bahkan kepada pacarnya, Sinta tidak pernah memberitahukan kegiatan mesumnya menjadi perempuan panggilan. Bahkan karena rapinya modus esek-esek itu, tidak seorangpun guru dan teman-teman sekolahnya yang mengetahui praktik ganda Sinta. "Kuncinya jangan terlalu dekat dengan teman di sekolah sendiri. Karena itu saya selalu menjaga jarak dan membatasi pergaulan," katanya. (mar/mar)
Berita Terkait