Main Tanpa Kondom, Gugurkan Kemudian

Prostitusi Pelajar di Kediri (2)

Main Tanpa Kondom, Gugurkan Kemudian

- detikNews
Selasa, 12 Jun 2007 08:41 WIB
Kediri - Selain menjual kemolekan tubuh yang masih segar, para pelajar nakal di Kediri berani memberikan services lebih kepada pria hidung belang dengan bermain tanpa kondom. Dua alasan itulah yang membuat para pelajar nakal itu sukses menggaet tamu lebih banyak dari PSK dewasa. Selain kalah dari segi usia, para PSK dewasa umumnya selalu meminta tamunya untuk memakai kondom sebelum berhubungan. Hal itu untuk menghindari terjadinya penularan penyakit kelamin (IMS) yang kerap terjadi pada para PSK. "Banyak tamu yang tidak suka menggunakan kondom, katanya sih bisa mengurangi kenikmatan saat berhubungan," kata Sinta, salah seorang pelajar nakal yang masih duduk di bangku kelas II SMU swasta di Kota Kediri. Karena itu, ia dan kawan-kawannya berani memberikan layanan tanpa kondom hanya demi memuaskan pelanggannya. Tentu saja hal ini menimbulkan resiko lebih besar terhadap penularan penyakit serta terjadinya kehamilan. Khusus untuk soal yang satu ini, Sinta memiliki trik khusus yang biasa dipergunakan bersama teman-temannya. "Kalau habis main, saya langsung ke kamar mandi dan membuang semua cairan yang ada di dalam. Biar tidak sampai hamil," jelasnya. Selain itu, ia akan menunggu beberapa menit terlebih dulu, jika tamunya menghendaki permainan berikutnya. Selain untuk melepas kepenatan, hal itu untuk mengurangi masuknya sperma dalam jumlah banyak ke dalam rahimnya. Namun jika trik tersebut gagal untuk mengantisipasi terjadinya kehamilan, Sinta dan kawan-kawannya tidak terlalu panik. Mereka memiliki kenalan seorang bidan, yang biasa membantu menggugurkan kandungan."Kalau sudah terjadi, memang tidak ada pilihan lain selain digugurkan. Ada teman yang biasa membantu untuk itu," ungkapnya. Selain menggunakan jasa seorang bidan, Sinta juga pernah menggunakan jasa tukang urut tradisional untuk mengugurkan kandungannya. Meski tarifnya lebih murah, cara ini dianggap lebih sakit dan beresiko tinggi. Pasalnya, mereka harus bersedia menahan sakit selama tukang urut itu memijat dengan kuat bagian bawah perut mereka. Hal ini untuk mengeluarkan bakal janin yang ada di dalam rahim dengan cara tradisional. Selain itu, mereka juga harus meminum ramuan jamu yang terdiri dari bahan-bahan penghancur janin dengan dosis tinggi. Sinta mengaku tidak takut melakukan itu demi menjaga reputasi dan kelangsungan sekolahnya. Selain tidak memiliki calon ayah, kehamilan itu juga akan menghambat pundi-pundi rupiah yang mengalir ke kantongnya. (mar/mar)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.