Busa Misterius di Kandangan Kediri Berasal dari Tipol
Senin, 04 Jun 2007 16:03 WIB
Kediri - Misteri busa raksasa misterius yang muncul di areal persawahan Kandangan Kediri mulai terkuak. Dinas Lingkungan Hidup memastikan busa itu berasal dari tipol, yakni bahan dasar pembuat sabun.Dalam penelitian yang dilakukan tim terpadu yang melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkugan Hidup, Dinas Perijinan, dan Satpol PP di sebuah gudang di Desa Kebundalem Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, Senin (4/6/2007), dipastikan jika busa tersebut berasal dari tipol yang merembes ke dalam tanah.Diduga tipol tersebut milik Adi Wijaya, seorang pengusaha barang bekas ataurongsokan asal Pasuruan. Pada saat kejadian, salah seorang karyawan Adi Wijayaterlihat membersihkan beberapa drum berisi tipol dan membuangnya ke halaman belakang gudang."Menurut keterangan beberapa karyawan, saat itu ada yang membuang tipol dari dalam drum ke halaman belakang. Jumlahnya cukup banyak hingga merembes ke dalam tanah," ujar Didi Eko, Kasubdin Lingkungan Hidup Pemkab Kediri yang menjadi ketua tim kepada detiksurabaya di lokasi gudang Desa Kebundalem.Diduga karyawan tersebut tidak mengetahui kegunaan tipol dan dampaknya jikabercampur dengan air. Sehingga ketika turun hujan, tipol-tipol tersebut merembes ke dalam tanah dan mengalir ke sungai hingga menyebabkan timbulnya busa setinggi rumah.Meski demikian, Didi menegaskan jika rembesan tipol tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan ternak dan tanaman. Selain jumlah rembesannya masih sedikit, sisa genangan tipol tersebut sudah mulai diuruk oleh beberapa karyawan gudang.Sementara itu Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Didit Prihantoro mengaku kesal dengan sikap Adi wijaya yang tidak mau bertanggung jawab atas kejadian ini. Hingga hari ini, pengusaha yang berdomisili di Pasuruan tersebut tidak tampak menunjukkan diri untuk menjelaskan kejadiannya."Sampai sekarang tidak ada itikat baik dari Adi untuk menjelaskan keadaan ini. Kami masih terus mencarinya untuk penyelidikan," ujar Didit saat dihubungi melalui telepon selulernya.Sedangkan Agus, pemilik gudang yang tampak mendampingi penelitian mengaku tidaktahu-menahu dengan aktivitas Adi. Ia hanya menyewakan gudang berukuran 15x50 meter tersebut kepada Adi sejak 3 tahun silam.
(gik/gik)











































