"B.1.619 kemarin sementara kami sebut lokal," kata Prof Inge saat dikonfirmasi detikcom di Surabaya, Selasa (18/1/2022).
Tak hanya itu, dia mengatakan kode varian ini juga sudah dilaporkan ke databank Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
"Sebelum ini, ada 1 isolat B.1.619 dari Indonesia yang terlaporkan di GISAID," ujarnya.
Bahkan di databank GISAID banyak varian-varian baru serupa yang sudah terlaporkan sejak awal pandemi COVID-19. Jumlahnya mencapai 1.000 varian lebih.
"Namun sebenarnya sudah ada laporan 1.000-an di GISAID dari berbagai negara di dunia sejak Maret 2020," tambahnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr Erwin Astha Triyono mengatakan jika Institute Tropical Desease (ITD) Unair menemukan varian lokal di Jawa Timur sejak COVID-19 muncul pertama kali 2 tahun lalu.
"Jadi dari 18 sample yang terdeteksi di ITD Unair, ada 8 varian Omicron, 9 varian Delta, dan satu varian lokal," kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr Erwin Astha Triyono kepada detikcom, Senin (17/1/2022).
"Jadi varian lokal itu sepengetahuan saya ya, memang di mana-mana belum ada. Yang saya maksud virus ini kan punya hak hidup dan bermutasi, termasuk di lingkungan baru," sambungnya. (fat/fat)