Menurut Hendy, rumahnya memang sudah terbiasa kebanjiran ketika musim hujan tiba. Apalagi letak lantai 1 rumah itu lebih rendah dari jalan raya.
"Dan ini memang banjir tahunan dan rumah saya juga mesti terdampak," kata Hendy, Senin (17/1/2022).
Banjir tersebut, lanjut Hendy, karena curah hujan tinggi yang berasal dari wilayah atas. Sehingga membuat aliran sungai Jompo yang tidak jauh dari rumahnya, meluap.
"Dari Gunung Pasang yang jelas dari kaki pegunungan Argopuro. Dan ini bukan banjir bandang, karena intensitas air yang cukup tinggi," ujarnya.
Menurut Hendy, bukan hanya rumahnya yang kebanjiran. Namun juga beberapa rumah tetangganya juga terendam air.
"Tingginya air tadi setinggi dada saya. Sebelumnya sempat 2 meteran. Tetangga saya di belakang rumah, tenggelam semua itu rumahnya. Ada sekitar 30 rumah tenggelam," ucapnya.
Namun demikian, kata Hendy, terkait banjir yang juga berdampak di rumahnya, sudah dilakukan pemetaan wilayah agar dampaknya tidak meluas.
"Biasanya kalau sudah banjir setinggi ini, biasanya tidak ada banjir lagi berikutnya," ucap Hendy.
Lebih jauh Hendy menyampaikan, untuk sementara ada 4 rumah yang pemiliknya harus mengungsi. Mereka khawatir jika air akan lebih tinggi.
"Khawatir berdampak atau mengkhawatirkan jadi mengungsi dulu. Tapi ini sudah mulai surut. Nanti kembali lagi," tandas Hendy.
(iwd/iwd)