"Jadi dari 18 sample yang terdeteksi di ITD Unair, ada 8 varian Omicron, 9 varian Delta, dan satu varian lokal," kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim Dr Erwin Astha Triyono kepada detikcom, Senin (17/1/2022).
"Jadi varian lokal itu sepengetahuan saya ya, memang di mana-mana belum ada. Yang saya maksud virus ini kan punya hak hidup dan bermutasi, termasuk di lingkungan baru," sambungnya.
Baca juga: Pemprov: Selain Omicron, Masih Ada Delta dan Varian Lokal di Jatim |
Namun, jelas dia, varian lokal ini tidak masuk dalam perhatian atau fokus WHO. Atau dalam istilah variant of interest (VOI). Pasalnya, saat ini WHO fokus terhadap varian Omicron yang memiliki penyebaran lebih cepat.
"Dan semua relatif dikoordinasikan oleh WHO, namun yang jadi penekanan dan interest oleh WHO itu varian Omicron dan Delta. Varian lokal itu beda dengan COVID-19 yang asli pertama kali muncul. Tapi lebih detailnya bisa dikoordinasikan dengan Prof Inge (Ketua ITD Unair) karena beliau yang mempunyai data lengkapnya," jelasnya.
Erwin menambahkan, 18 sampel yang terdeteksi mutasi virus COVID-19 tersebut dikirimkan ke ITD Unair dalam rentan waktu 16 Desember 2021 hingga 14 Januari 2022.
Simak Video 'Fakta-fakta Varian Omicron Melonjak di RI':
(fat/fat)