GM ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Banyuwangi, Suharto menyebut layanan buka-tutup penyeberangan ini bisa diterapkan sewaktu-waktu jika kondisi cuaca buruk terjadi dan terindikasi bahaya untuk kapal berlayar.
"Ada kebijakan buka-tutup. Jadi antisipasinya kalau memang cuaca buruk, penyeberangan langsung dinonaktifkan atau ditutup sementara," kata Suharto kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).
Kebijakan buka-tutup ini sudah diterapkan pada Selasa siang tadi. Penyeberangan langsung dihentikan menyusul cuaca buruk yang tiba-tiba terjadi di sekitaran Pelabuhan Ketapang. Hujan lebat disertai angin kencang, memicu terbentuknya pusaran waterspout di Selat Bali.
Fenomena yang biasa disebut belalai gajah atau waterspout ini dikatakan memiliki daya rusak yang sama dengan puting beliung. Penyebabnya adalah awan hitam cumulonimbus yang memiliki kepadatan tinggi. Ditambah lagi tingginya suhu permukaan laut menyebabkan fenomena waterspout ini bisa terjadi sewaktu-waktu.
Suharto menegaskan, kebijakan buka-tutup ini merupakan kebijakan bersama Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BTTD) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Durasi penutupan sementara pun bervariasi, setidaknya pelabuhan bisa dibuka kembali hingga cuaca dirasa aman untuk aktivitas penyeberangan.
"Semuanya demi keselamatan bersama. Ketika terjadi cuaca buruk, semuanya langsung berkoordinasi supaya tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan karena akibt cuaca," cetus GM ASDP Pelabuhan Ketapang Banyuwangi tersebut.
Sebelumnya, akibat cuaca buruk, hujan lebat akibat pusaran waterspout menyebabkan aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang rute Banyuwangi-Jembrana, Bali dihentikan sementara. Hujan angin ini terjadi sejak pukul 12.30 WIB, Selasa (11/1/2022).
(fat/fat)