GM ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Banyuwangi, Suharto membenarkan adanya penghentian sementara jasa angkutan penyeberangan di Selat Bali.
"Iya karena angin kencang dan gelombang tinggi. Jarak pandang juga minim sekali," ujarnya kepada detikcom, Selasa (11/1/2022).
Cuaca buruk ini karena adanya fenomena waterspout. Oleh karena itu pihaknya meminta kepada operator kapal untuk menghindar dari titik waterspout.
"Kami minta kapal untuk menepi. Kami berkoordinasi dengan pihak BPTD dan Kesyahbandaran," tambahnya.
Sementara Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triono prakiraan cuaca untuk wilayah Banyuwangi sudah memasuki puncak musim hujan. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari dan Februari. Pihaknya juga meminta kewaspadaan bagi operator kapal di Selat Bali. Karena biasanya pada puncak musim hujan ini sering terjadi cuaca buruk.
"Sering ada gelombang besar, hujan lebat dan petir. Tapi biasanya yang mengganggu di Selat Bali adalah jarak pandang yang terbatas," pungkasnya.
Fenomena waterspout terpantau di Selat Bali. Waterspout terpantau sekitar pukul 12.30 WIB, Selasa (11/1/2022). Waterspout diabadikan beberapa awak kapal yang ada di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Gulungan angin naik ke permukaan laut membumbung tinggi sekitar 15 menit.
Selain itu, angin kencang juga melanda Selat Bali membuat beberapa kapal terpaksa menghentikan aktivitas penyeberangan. (fat/fat)