Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan, dr. Solakhudin menyatakan dari hasil autopsi diketahui terdapat luka robek dan luka memar pada daerah kepala korban. Dari jenis lukanya, luka tersebut akibat trauma pada benda-benda yang ada di sekitar lokasi kejadian misalnya batu.
Trauma benda keras tersebut, kata Solakhudin, lebih cenderung pada benda keras yang yang tidak tajam. Dalam artian benda keras tersebut bentuknya tidak rata. Sehingga sifat lukanya pada bagian tepinya tidak rata dan lukanya juga tidak beraturan.
"Jadi lebih ke arah faktor benturan dengan benda yang ada di sekitar TKP," jelasnya kepada wartawan.
Dia menambahkan, setelah dilakukan autopsi juga ditemukan adanya perdarahan di bawah kulit kepala. Selain itu, juga ada perdarahan di bawah selaput otak. Tidak hanya itu, lanjutnya, dari hasil hasil pemeriksaan juga terdapat air yang masuk dalam saluran pernapasan.
"Sehingga (disimpulkan) korban masuk ke dalam air dalam kondisi masih sempat menghirup nafas sehingga ada air yang masuk," tegasnya.
Dari hasil autopsi tersebut, dr. Solakhudin menyimpulkan korban meninggal dunia akibat adanya perdarahan di bawah selaput otak dan juga adanya air yang masuk dalam saluran pernafasan.
"Yang jelas meninggalnya akibat perdarahan di bawah selaput otak dan juga menghirup air," ungkapnya.
Untuk diketahui, Hendrik Irwanto ditemukan di tepi sungai Pandan, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jumat, (7/1/2022). Saat ditemukan pria ini dalam kondisi telanjang. pada kepala korban terlihat darah yang masiih tampak segar. Ketika itu, belum ditemukan identitas apapun pada diri korban.
Mayat korban kemudian dibawa ke RSUD Genteng. Setelah keluarganya ditemukan pihak keluarga meminta mayat korban diautopsi. Sehingga akhirnya korban dipindahkan ke RSUD Blambangan untuk menjalani autopsi.
Lihat juga video 'Mayat di Parit Hebohkan Warga Sulsel, Diduga Korban Lakalantas':
(iwd/iwd)