Sementara itu satu nelayan lain hilang. Dan tiga nelayan terluka dan saat ini menjalani perawatan intensif di dua puskesmas.
Kapolsek Banyuputih AKP Heru Purwanto membenarkan terjadinya musibah yang dialami para nelayan Pandeaan yang melaut tersebut terjadi saat cuaca buruk.
Heru mengatakan peristiwa yang menewaskan empat nelayan tradisional itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu 20 nelayan berangkat melaut dengan menggunakan perahu milik Wagiyo, warga Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih untuk mencari ikan.
Saat sampai lokasi atau di tengah laut sekitar 5 mil dari Pantai Pandean Situbondo, mereka mulai mencari ikan. Saat menangkap ikan, tiba tiba cuaca berubah menjadi mendung dan terjadi hujan yang cukup lebat di tengah laut.
"Saat berada di sekitar 8-10 kilometer (5 mil) di perairan arah selatan, kapal tersambar petir," ujar Heru.
Ketika terjadi petir, kata Heru, para nelayan sudah berusaha menundukkan badannya ke lantai perahu agar tidak terkena sambaran petir. Setelah kondisi mulai tenang, diketahui ada empat nelayan tidak bergerak.
"Empat nelayan kondisinya sudah meninggal dan satu nelayan hilang," tambah Heru.
Sedangkan 15 orang nelayan lainya selamat dari kilatan petir yang menyambar perahunya tersebut. Namun tiga di antaranya terluka. Dan satu lainnya hilang.
Empat nelayan yang meninggal tewas tersambar petir adalah Wagiso (55), Danil (22), M Ilyas (38), dan Misyono (36), kesemuanya warga Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih.
Sementara satu orang nelayan bernama Sabar Utomo (25) hilang dan belum ditemukan.
Heru menjelaskan pihaknnya telah menghubungi Basarnas dan tim SAR lainnya untuk melakukan pencarian terhadap satu nelayan yang hilang itu.
"Kita sudah koordinasikan dengan Basarnas untuk mencari nelayan yang hilang itu," pungkasnya.