"Sudah dibahas di Komnas (KIPI)," kata Sekretaris Komda KIPI Jatim Dr. dr. Dominicus Husada, SpA (K) saat dikonfirmasi detikcom di Surabaya, Kamis (30/12/2021).
Dominicus mengatakan pihak Komnas KIPI juga melakukan investigasi terkait penyebab meninggalnya siswa tersebut. Investigasi ini untuk mengetahui apakah siswa tersebut meninggal karena vaksinasi atau faktor lain.
Nantinya hasil investigasi akan diumumkan oleh Komnas KIPI. "Iya. Keputusan dari Jakarta (Komnas KIPI)," tambahnya.
Bayu sedianya mengikuti vaksinasi COVID-19 di sekolahnya pada Kamis (23/12). Namun, siswa kelas 6 SDN Gedangan itu baru bisa mengikuti vaksinasi di Puskesmas Mojowarno pada Senin (27/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Karena bocah asal Dusun Bendungrejo, Desa/Kecamatan Jogoroto, Jombang itu usai dikhitan pada Minggu (19/12).
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menyatakan Bayu sudah melalui pemeriksaan kesehatan (screening) sesuai aturan sebelum divaksin. Saat itu, Bayu dinyatakan normal dan memenuhi syarat untuk divaksin. Bayu diberi vaksin Pfizer dosis pertama karena bocah yang lahir 1 September 2009 itu usianya sudah 12 tahun.
"Pfizer untuk usia 12 sampai 18 tahun. Program vaksinasi anak 6-11 tahun pakai Sinovac. Karena yang ini (Bayu) kan usianya sudah 12 tahun, pakai Pfizer. Dosisnya sama 0,3 ml," terang Haryo.
Bayu kemudian menderita demam dan muntah-muntah pada Senin (27/12) tengah malam. Ia dibawa orang tuanya ke Puskesmas Mayangan, Kecamatan Jogoroto pada Selasa (28/12) sekitar pukul 05.00 WIB. Sampai di puskesmas, petugas medis menyatakan bocah berusia 12 tahun itu sudah meninggal dunia.
Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jombang bersama tim dari Dinkes setempat mengusut penyebab meninggalnya Bayu. Sampai saat ini mereka belum bisa menyimpulkan Bayu meninggal karena efek samping vaksinasi atau ada penyebab lain. (hil/iwd)