Kawanan monyet liar salah satunya merusak kebun jagung milik Sukir (49). Menurutnya, jumlah monyet tersebut mencapai 50 ekor. Satwa liar itu biasa menyerang pukul 09.00 WIB dan pukul 15.00 WIB.
"Ciri-ciri keranya ekor panjang, warna bulunya cokelat keemasan, ada yang abu-abu, ada yang besar ekornya tumpul," kata Sukir kepada detikcom di lokasi, Selasa (28/12/2021).
Tanaman jagung milik Sukir sekitar 1.400 meter persegi. Tanaman tersebut saat ini berumur 2,5 bulan dan sudah berbuah. Selama ini ia mengeluarkan biaya tanam dan perawatan Rp 1 juta.
Sejak akhir November 2021, kawanan monyet merusak kebun jagung Sukir. Monyet juga memakan biji jagung. Padahal, satu bulan lagi jagung miliknya siap panen.
"Kadang jagung dimakan di tempat kalau tidak ada yang menjaga, kadang dibawa masuk ke hutan," terangnya.
Serangan kawanan monyet liar memaksa Sukir menjaga kebun jagung secara bergiliran dengan istrinya. Ia mengusir monyet liar menggunakan peralatan sekadarnya.
Sejauh ini, sekitar 25 persen tanaman jagung milik Sukir rusak. Sehingga ia terpaksa menebang pohon-pohon jagung yang rusak untuk pakan ternak.
"Kerugian saya sekitar Rp 1 juta karena kalau panen dapatnya Rp 4 juta. Sudah kami harapkan, malah ludes, terpaksa kami menjaga setiap hari," jelasnya.
Menurut Sukir, serangan monyet terjadi setiap tahun. Namun, tahun ini jumlah monyet liar yang keluar dari hutan lebih besar.
Tokoh Masyarakat Dusun Jublangsari, Paidi menuturkan, kebun jagung yang dirusak kawanan monyet liar di kampungnya milik 10 orang. Luasan kebun mulai 1.400 meter persegi sampai hampir 1 hektare.
Kebun-kebun jagung itu persis di sebelah utara Hutan Kalisongo dan Banyubanger yang menjadi habitat kera liar. Rata-rata kerusakan setiap kebun sekitar 25 persen. Kerugian yang dialami para petani mencapai Rp 7,5 juta.
"Kawanan kera biasa datang pagi dan sore menyerang kebun yang tidak dijaga. Kalau dijaga, mereka pindah ke kebun lain," tuturnya.
Selain monyet liar, tambah Paidi, tikus juga menjadi hama yang merugikan para petani di Dusun Jublangsari. Menurutnya, tikus juga merusak tanaman cabai dan padi milik warga.
"Selama ini persoalan ini cukup diatasi masyarakat sendiri," pungkasnya.