Namun salah satu pengendara, Nur Faishal mengaku dirinya dari Surabaya hendak ke Madura sekitar pukul 14.00 WIB. Dia mengaku cuaca buruk melanda saat melintas di Jembatan Suramadu. Dirinya pun nekat melintas meski melajukan mobilnya dengan pelan.
Saat di atas jembatan, hujan disertai angin kencang semakin menjadi. Ichonk, sapaan akrabnya, melihat ada sejumlah kendaraan yang memilih berhenti mengurungkan niat melintasi Suramadu, sembari menunggu situasi membaik.
"Hujannya itu mau masuk Suramadu dari sisi Surabaya langsung deras sama angin-anginnya. Roda empat jalannya pelan. Kalau sepeda motor kebanyakan nggak berani," kata Ichonk kepada detikcom, Senin (27/12/2021).
"Terus yang dari sisi Madura banyak kendaraan roda empat berhenti nggak berani jalan. Yang sisi Madura juga deras hujannya, angin kencang," imbuhnya.
Tak hanya itu, di tengah perjalanan, Ichonk juga menemui dua pohon tumbang.
"Sempat lihat ada pohon tumbang, akhirnya saya lewat jalur berlawanan. Di sisi Madura ada pohon tumbang, ada dua," tambahnya.
Sementara Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto mengatakan hujan deras disertai angin kencang ini diakibatkan awan cumulonimbus atau Cb.
"Biasanya kalau hujan yang seperti itu murni dari konveksi awan sibi saja. Ketika sudah meluruh jadi hujan disertai angin, kita lihat ini sibinya nggak terlalu tebal. Sehingga durasinya tidak lama dan sudah hilang," kata Teguh.
"Jadi Cb ini bisa terbentuk di mana saja, tergantung energi di satu wilayah, kemudian ada daerah-daerah yang lebih rendah tekanannya, itu bisa terjadi di situ," pungkasnya.
(hil/fat)