Banjir Bengawan Njero Lamongan Rendam 4 Kecamatan-4.124 Hektar Tambak

Eko Sudjarwo - detikNews
Senin, 20 Des 2021 14:15 WIB
Banjir rendam ribuan hektar tambak (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan - Banjir masih terjadi di Lamongan. Kali ini kawasan Bengawan Njero juga merendam ribuan hektar tambak. Tercatat ada 4.124 hektar tambak di 4 kecamatan.

Data yang dihimpun dari Dinas Perikanan Lamongan menyebutkan, ada 4 kecamatan terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Njero. Yakni Kecamatan Kalitengah, Glagah, Turi dan Karangbinangun.

Kecamatan Kalitengah menjadi salah satu desa dengan luasan sawah tambak terbanyak yang terendam banjir, yaitu mencapai 1.950 hektar sawah tambak di 17 desa. Kemudian, 836 hektar sawah tambak di 8 desa di Kecamatan Karangbinangun, sawah tambak seluas 720 hektare di 9 desa di Kecamatan Glagah dan 618 hektare di 6 desa di Kecamatan Turi.

"Itu data yang kita dapatkan saat turun langsung ke lapangan melihat kondisi di wilayah Bengawan Njero," kata Kepala Dinas Perikanan Lamongan, Yuli Wahyuono kepada wartawan, Senin (20/12/2021).

Dari data yang ada, lanjut Yuli, kerugian akibat banjir yang dialami petambak cukup tinggi, hampir Rp 19 miliar. Luasan lahan sawah tambak yang terdampak, menurut Yuli, bisa lebih luas karena banjir hingga saat ini masih melanda wilayah Bengawan Njero.

"Curah hujan bulan ini cukup tinggi akibat adanya fenomena La Nina, yang menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi datang lebih cepat," ujar Yuli seraya berharap agar banjir segera surut.

Banjir yang merendam tambak ini diakui oleh petani tambak Lamongan. Salah satu petambak asal Desa Kemlagi Lor, Kecamatan Turi Khusnul Khotim mengakui jika tambaknya terkena imbas meluapnya Sungai Bengawan Njero. Khotim menyebut, hampir setiap tahun tambak-tambak yang ada di wilayahnya terendam banjir.

"Banjir sudah lebih sepekan mas," kata Khotim.

Untuk antisipasi agar ikan-ikan budidaya petani tidak terlepas, jelas Khotim, warga sengaja memasang waring (jaring) di setiap pematang tambak mereka. Akibat banjir ini, aku Khotim, petani harus mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra agar ikan-ikan budidaya mereka tetap aman.

"Kita keluarkan biaya ekstra untuk beli warung, dan juga biaya tenaga untuk memasang waring-waring ini," terang Khotim.

Khotim juga menyebut, banjir seperti ini hampir setiap tahun mereka alami jika musim hujan datang dan ditambah lagi jika ada tanggul sungai yang jebol. Setiap hari, aku Khotim, mereka juga harus mengecek waring-waring ini agar tidak berlubang.

"Kami berharap agar banjir cepat surut, karena ikan-ikan dan udang ini juga masih kecil-kecil karena baru saja ditebar dan banjir datang," pungkasnya.


(fat/fat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork