Kedatangannya ini juga menggandeng sejumlah pihak. Seperti Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI).
"Hari ini tim dari Direktorat KKH dan BBKSDA Jatim dengan melibatkan PDHI dan PKBSI akan melakukan evaluasi pengelolaan kesehatan satwa di KBS," kata Plh Kepala BKSDA Jawa Timur Hartojo kepada detikcom di Surabaya, Senin (20/12/2021).
Namun, Hartojo mengaku belum bisa memaparkan kronologi meninggalnya gajah berusia dua tahun ini. Hartojo mengatakan dirinya masih menunggu hasil evaluasi yang tengah dilakukan.
"Nanti menunggu hasil tim evaluasi dulu nggih," pungkas Hartojo.
Sebelumnya, Humas KBS Agus Supangkat mengatakan proses autopsi telah dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian Dumbo. Ada sejumlah organ-organ tubuh Dumbo yang sudah dibawa ke laboratorium. Namun, Agus enggan membeberkan organ apa saja yang dibawa ke laboratorium dan gejala Dumbo sebelum mati.
"Sementara yang bisa saya sampaikan KBS akan memberikan rilis resmi berkaitan kematian Dumbo. Jadi menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil autopsi. Akan kita jelaskan nanti waktu rilis resmi, biar komplit tidak terpotong-potong," ungkap Agus.
Sebelumnya, polisi juga terlihat datang ke KBS. Mobil Inafis terlihat terparkir di tempat parkir KBS. Anggota Satreskrim juga terlihat berada di dalam KBS. Namun Agus enggan menjelaskan apa maksud dari kedatangan polisi.
"Saya belum tahu pasti, tapi infonya tadi dari Polres," ungkap Agus.
Dumbo sendiri merupakan anakan kedua dari induk Gajah Sumatera bernama Lembang (49) dengan gajah jantan bernama Doa (54). Dumbo lahir secara normal, dengan berat 112 kilogram dan tinggi badan 88 sentimeter dengan lingkar dada 118 cm pada medio 2019.
Nama Dumbo diberikan oleh Tri Rismaharini saat menjadi Wali Kota Surabaya. Dumbo merupakan adik dari Gonzales dari hasil perkawinan indukan yang sama dengan Dumbo. (hil/iwd)