Bojonegoro -
Wabup Bojonegoro Budi Irawanto terus melakukan sidak pengerjaan proyek jalan atau jembatan. Hal ini dilakukan agar penggunaan dana yang bersumber dari APBD tidak amburadul dan sia-sia. Sekaligus memastikan mutu dan kualitas pekerjaan maksimal dan tuntas.
Kali ini Wabup Wawan mendatangi proyek pengaspalan jalan poros Desa Megale. Proses pengerjaannya dilakukan selama 10 hari, namun hasilnya masih amburadul.
"Ini saya cek di lokasi jalan Desa Megale yang sudah diaspal lebih dari 10 hari. Tapi anehnya pemdes belum memperbolehkan kendaran roda empat untuk melintas. Malah dikasih portal di tengah ujung jalan. Kok malah curiga ada apa ini, ternyata kita lihat aspal kualitasnya tidak sesuai dengan juklak juknis. Ini 10 hari lebih kok masih basah dan muprul kerikilnya," ujar Wawan di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Jumat (17/12/2021).
Salah satu perangkat Desa Megale yang juga sebagai tim pelaksana, Huda saat mengikuti sidak Wawan, mengaku kaget melihat kondisi jalan aspal desanya. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan rekanan pemenang tender dari Wira Group asal Mojokerto.
"Nanti kita akan tanyakan ke yang mengerjakan. Dari Wira Group Mojokerto," jelas Huda.
Sidak ini juga membuat kaget Kades Megale, Suraji dan perangkat desanya ini. Wawan sempat menanyakan proses lelang pekerjaan pengaspalan yang terkesan ada main mata dengan pihak pemenangnya.
Namun, Suraji mengaku jika proyek ini dilaksanakan sebelum dana anggaran Pemkab Bojonegoro cair. Hal ini karena ada toko material yang menjadi rekanan siap membantu proses pekerjaan, meski belum ada dananya.
"Nggih ngeten lho pak, proyek ini dimulai sak derenge dana dari pemda cair. Soale wonten toko sing siap. Soale selama ini dados rekanan material kegiatan pemdes. (Begini lho pak, proyek ini dimulai sebelum dana dari pemda cair. Soalnya ada toko yang siap. Karena selama ini menjadi rekanan material kegiatan pemdes). Terkait lelang pengaspalan hanya diikuti oleh dua rekanan," jelas Suraji.
Diketahui, Desa Megale mendapat bantuan keuangan desa (BKD) atau bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemkab Bojonegoro senilai Rp 1,6 miliar. Proses administrasi hingga lelang pekerjaan dilakukan pihak tim pengelolaan kegiatan bersama Pemdes Megale.
 Proyek pengaspalan jalan terkesan asal-asalan/ Foto: Ainur Rofiq |
Selain di Desa Megale, Wawan juga memantau proyek pengaspalan di Desa Babad. Di lokasi ini, wabup dikagetkan ruas jalan yang masih baru dilakukan pengaspalan, namun terlihat retak-retak di beberapa titik. Bahkan, warga di desa setempat saat ngobrol bersama di pinggir jalan menuturkan jika sebelum diaspal, paving yang terpasang sempat diambil lalu hanya diganti batu kerikil.
"Ya kita lihat ini, kualitasnya juga sama dengan desa yang sebelah sebelahnya. Ini yang mengerjakan pengaspalan juga sama kontraktornya," jelas Wawan, sambil menunjuk tulisan di alat berat yang terparkir di Jalan Desa Babad.
Pemdes Desa Babad Kecamatan Kedungadem, ini menjadi salah satu desa yang mendapat bantuan keuangan desa yang cukup besar. Nilainya mencapai Rp 3 miliar lebih. Untuk proses lelang, hanya diikuti dua rekanan kontraktor dan dimenangkan oleh Wira Group.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini