Proses evakuasi korban pascaerupsi Gunung Semeru telah memasuki waktu sepekan. Tercatat total korban meninggal dunia ada 45 orang.
"Untuk total korban meninggal dunia sampai saat ini adalah 45 orang. Jadi hari ini ada tambahan 2 orang lagi," ujar Dansatgas Semeru Kolonel Inf Irwan Subekti, Jumat (11/12/2021).
Sementara untuk orang hilang tercatat ada 9 orang. Kemudian 19 korban mengalami luka berat dan 13 luka ringan. Untuk jumlah pengungsi saat ini mencapai 6.573 orang. Para pengungsi tersebar di 124 titik pengungsian.
Mereka terbagi sebanyak 24 titik di lokasi pengungsian terpusat dan sisanya di 102 titik merupakan pengungsian mandiri maupun di lokasi kerabat para warga terdampak.
"Sampai dengan saat ini tercatat 126 titik pengungsian. Dengan rincian 24 titik pengungsian yang terpusat dan 102 titik pengungsian yang mandiri. Artinya adalah di tempat-tempat yang tidak kita siapkan, namun di tempat-tempat saudara maupun tetangganya," tambahnya.
Lalu untuk kerugian materiil tercatat ada 2.970 unit rumah dan 33 unit fasilitas umum (Fasum) yang rusak.
Simak Video 'BMKG: Potensi Hujan Lebat di Semeru Terjadi 3 Hari ke Depan':
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memuji kinerja relawan yang membantu proses pencarian dan penyelamatan korban Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.
Khofifah mengatakan para relawan tidak hanya membantu warga terdampak di lokasi bencana, namun juga ikut menyelamatkan hewan ternak warga yang terjebak di lokasi awan panas guguran.
"Terima kasih sebesar-besarnya dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh relawan dari berbagai unsur masyarakat yang ikut terlibat dalam operasi Semeru. Saya paham betul, medan yang harus dihadapi sangat menantang, belum lagi status Semeru yang sewaktu-waktu masih bisa mengeluarkan APG kembali," kata Khofifah.
Khofifah menyebut, kesigapan dan respons cepat relawan dari berbagai organisasi masyarakat sangat membantu kerja pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana. Terutama, membantu para korban yang begitu sangat membutuhkan pertolongan.
"Jujur diakui bahwa kehadiran berbagai relawan ini membuat kerja pemerintah semakin ringan. Kepedulian mereka sangat luar biasa, apalagi relawan-relawan ini tidak dibayar. Saya menyebut para relawan ini sebagai pahlawan tanpa tepuk tangan," imbuhnya.
"Saya rasa tanpa memiliki semangat kemanusiaan dan kepedulian yang tinggi, mereka tidak akan sampai ke Lumajang. Apalagi, akses menuju Lumajang tidak mudah untuk ditembus," tambah mantan Mensos RI ini.