Banyak pengungsi yang kehilangan seluruh harta bendanya. Sebab, rumah hancur diterjang awan panas Gunung Semeru pada Sabtu (4/12).
Salah satu korban erupsi Semeru yang tengah mengungsi yakni Mutia (34), warga Dusun Kajar Kuning, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Ia berharap ada bantuan perlengkapan salat. Ia juga berharap ada tempat salat di pengungsian.
"Tidak tersisa harta benda di dalam rumah yang hancur disapu wedus gembel atau awan panas Gunung Semeru. Sejak erupsi Sabtu (4/12) sore sampai saat ini, tidak tumakninah atau khusyuk menjalankan ibadah, karena tidak punya peralatan salat dan Al-Qur'an saat tinggal di tenda pengungsian," kata Mutia saat dikonfirmasi di tenda penampungan di lapangan Desa Penanggal, Jumat (10/12/2021).
Korban erupsi Semeru lainnya yakni Dwi Puspita (10). Ia dan teman-teman sebayanya merasa membutuhkan tempat bermain dan mainan, selain mendapatkan trauma healing dari petugas.
"Kami butuh mainan dan boneka, dan tempat bermain untuk menghilangkan kejenuhan dan trauma bencana alam erupsi Gunung Semeru. Karena di tenda pengungsian hidup tidak tenang dengan kesibukan dan aktivitas petugas hilir mudik datang," jelas Dwi.
Sementara pakaian bekas layak pakai menumpuk di posko bencana, Balai Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo. Lumajang. Panitia sepakat menyetop bantuan pakaian bekas.
Simak video 'CT ARSA Foundation Salurkan 1.000 Paket Sembako untuk Korban Erupsi Semeru':
(sun/bdh)