Namun kasus penjarahan ini dibantah Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno. Dia tidak membenarkan adanya penjarahan yang ada di Dusun Sumbersari.
"Oh nggak, nggak ada (penjarahan). Sementara belum ada laporan ke kami," kata Eka saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (9/12/2021).
Eka mengimbau masyarakat agar tidak percaya hoaks. Sebab banyak hoaks yang tersebar. Sebab, terkait penjarahan, polsek setempat juga tidak menerima laporan kehilangan barang atau ternak hewan warga.
"Nggak ada penjarahan, laporan ke polsek juga ga ada. Banyak hoaks sekarang. Imbauan jangan terlalu percaya hoaks," jelasnya.
Untuk mengantisipasi penjarahan, pihaknya melakukan patroli di desa terdampak setiap malam hari. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendatangi lokasi, karena jalan juga ditutup.
Sebelumnya, BPBD Kabupaten Malang bersama relawan datang ke Desa Supiturang, sejak hari ketiga erupsi Gunung Semeru atau tepatnya, Senin (6/12/2021). Saat membantu warga mengevakuasi barang-barang itulah diceritakan banyak yang hilang.
"Kami datang untuk membantu warga mengevakuasi barang-barangnya. Karena rumah tak bisa ditempati akibat terkena abu vulkanik. Tidak laporan (Polisi), tapi mengeluh kepada kami," akunya.
Untuk membantu mengamankan harta benda warga, personel BPBD Kabupaten Malang bersama BPBD Kota Batu, relawan serta TNI/Polri bersiaga di wilayah dusun hingga malam hari.
"Pencegahan kami adalah bertahan di lokasi sampai malam. Sekaligus menghalau warga yang tidak memiliki kepentingan ke lokasi," tuturnya.
Berdasarkan data dari petugas BPBD Malang ada sekitar 50 rumah warga di Dusun Sumbersari. Saat petugas mengantar warga mengambil barang-barangnya, sekitar 6 pemilik rumah mengeluhkan barang-barangnya hilang.