Jika bisa mengulang waktu, Imam ingin tak bekerja hari itu, dan menyelamatkan istri serta ibu mertuanya ketika erupsi Gunung Semeru. Namun kini ia hanya bisa mengenang masa terakhir yang indah bersama istrinya.
"Seandainya saat itu saya tidak kerja, mungkin istri dan ibu mertua saya bisa saya selamatkan," kata Imam, Selasa (7/12/2021).
Saat erupsi Gunung Semeru, Imam, ayahnya, dan ayah mertuanya sedang bekerja menambang pasir di Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Ketika pulang, Imam melihat kepulan asap dan rumahnya sudah terendam abu vulkanik.
"Nggak tahu, saya lagi kerja sama bapak di Sumberwuluh nambang pasir, waktu pulang kok ada kepulan asap, nyampe rumah udah rata," ujarnya.
Pada saat itu, ia tak banyak berbicara. Namun ada seorang warga yang mengatakan bahwa istri dan ibu mertuanya sudah dievakuasi.
"Banyak yang bilang istri saya sudah dievakuasi. Ternyata ada di dalam rumah, meluk ibu mertua," jelasnya.
Rumini yang memilih menemani ibunya saat erupsi terjadi, menyisakan rasa haru di masyarakat. Rumini tetap menemani ibunya yang tak sanggup berjalan karena faktor usia.
Imam mengatakan, ibu mertuanya memang tidak bisa berjalan dan harus dibantu dengan tongkat. Rumini pun memilih menemani dan memeluk ibunya hingga akhir hayat.
"Nggak bisa jalan. Jalannya harus pakai tongkat. Beliaunya (ibu mertua) biasanya di dapur kalau siang," pungkasnya.