Mojokerto -
Gajah Mada menjadi patih Majapahit termasyhur karena berhasil mempersatukan Nusantara. Sumpah Palapa yang ia ikrarkan ternyata gagasan Kertanegara, raja terakhir Singasari.
Pemerhati Sejarah Mojokerto Iwan Abdillah mengatakan Gajah Mada bertekad menyatukan Nusantara karena terinspirasi cita-cita Kertanegara. Yaitu raja terakhir Singasari yang memerintah tahun 1268-1292 masehi.
"Gajah Mada terinspirasi cita-cita Prabu Kertanegara yang menginginkan kerajaannya menjadi besar. Bahkan, lebih besar dari Kerajaan Sriwijaya. Menjadi pusat peradaban di zamannya," kata Iwan kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Kertanegara merupakan putra Wisnuwardhana dengan Jayawardhani. Ayahnya menjadi Raja Singasari tahun 1248-1268 masehi. Sedangkan ibunya putri Mahisa Wong Ateleng, serta cucu pendiri Singasari, Ken Arok dan Ken Dedes.
Menurut Iwan, Kertanegara gagal mewujudkan cita-cita besarnya itu. Karena raja Singasari terakhir tersebut tewas akibat pemberontakan Jayakatwang tahun 1292 masehi.
Jayakatwang kala itu menjabat Bupati Gelang-gelang di Madiun. Ia keturunan Kertajaya, raja terakhir Kadiri yang berkuasa tahun 1194-1222 masehi. Kertajaya lengser setelah dikalahkan Ken Arok. Kadiri pun menjadi Kerajaan bawahan Singasari.
"Sayangnya keinginan Kertanegara itu kandas setelah Jayakatwang menyerang saat semua lengah terbuai kenikmatan dunia. Kertanegara dan pejabatnya terbunuh dalam peristiwa itu," terangnya.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan Sumpah Palapa yang diikrarkan Gajah Mada merupakan gagasan Kertanegara.
"Sumpah palapa itu sebenarnya gagasan Kertanegara, tapi belum terlaksana. Gayatri anak bungsu dari Kertanegara yang menikah dengan Raden Wijaya. Kemudian gagasan itu diamanahkan ke Gajah Mada pada masa Tribhuwana Tunggadewi," jelasnya.
Gajah Mada mengucap Amukti Palapa saat dikukuhkan menjadi Mahapatih Majapahit oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Sumpah menyatukan Nusantara itu diikrarkan Gajah Mada di hadapan para menteri dan ratu.
"Sumpah Palapa tertuang di Pararaton pupuh 7 bab 9 yang ditulis menggunakan Bahasa Sansekerta sekitar abad 16 masehi," tandas Wicaksono.
Sumpah Palapa:
Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.
Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini