Sugik Nur Rahardja atau Gus Nur angkat bicara soal keberatan warga Singosari, Kabupaten Malang, untuk pendirian pondok pesantren yang akan diasuhnya. Gus Nur menilai ada upaya provokatif dengan terbitnya surat keberatan atas rencana pendirian ponpes yang diasuhnya tersebut.
Karena dalam surat yang dikeluarkan oleh PCNU Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Malang kepada Bupati Malang Sanusi mencantumkan beberapa alasan yang belum tentu benar faktanya.
"Masa iya sih mengatasnamakan masyarakat se- kecamatan, pondok pesantren hingga guru ngaji di Singosari. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Beberapa jemaah, umat, pesantren dan guru ngaji malah tidak tahu, baru tahu, jadi itu kan tidak benar. Tidak boleh mengatasnamakan se-kecamatan, itu mengadu domba," ungkap Gus Nur saat dihubungi awak media, Kamis (2/12/2021).
Gus Nur mengaku telah bertemu dengan masyarakat Singosari sebelumnya. Bahkan, dalam pertemuan itu diunggah di akun channel YouTube Gus Nur 13 Official.
Selain itu, Gus Nur mengaku sudah sowan Habib Luthfi Bashori. Selain silaturahmi juga menyampaikan rencana pembangunan ponpes di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, itu.
"Secara legalitas saya sudah ke dalem (rumahnya) habib Luthfi Bashori. Secara legalitas, adat, toto kromo, kulo nuwun itu sudah sama Habib Luthfi Bashori. Dan beliau tidak keberatan, malah beliau menyarankan untuk tidak terburu," ujar Gus Nur.
Setelah pertemuan itu, Gus Nur juga dikenalkan kepada Gus Junaidi atau Gus Jun yang notabenya adalah Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Singosari. Dari situ sempat ada pertemuan antara KH Luthfi Bashori, Gus Nur, dengan Gus Jun.
"Kami ngobrol dengan penuh akrab dan hangat. Tidak ada masalah. Intinya saya kulo nuwun (pamitan), karena saya di Palu sudah punya, dan Gus Jun saat itu bilang sae (bagus), tapi jawaban itu entah formalitas atau bagaimana ya Wallahu alam," beber Gus Nur.
Sejak saat itu, Gus Nur yakin dengan niatnya untuk membangun ponpes yang bakal digratiskan itu telah mendapatkan restu. Meski baru sebatas pembicaraan saat pertemuan tersebut.
"Yang penting dan ditarik kesimpulan dari situ, saya sudah kulo nuwun," tegasnya.
Lihat juga Video: Usai Dibui 10 Bulan, Gus Nur Akhirnya Bebas
Gus Nur menyayangkan, ada salah tafsir dalam surat keberatan yang beredar. Di surat itu disebutkan akan ada rencana pembangunan Ponpes Ahsana, padahal nama itu sudah lama sebagai salah satu pengembang perumahan.
"Bukan Ponpes Ashana, itu sebenarnya nama property syariah di situ. Kebetulan yang punya saya kenal, dan kemudian ditawari sebidang tanah luasnya 2 ribu meter untuk bisa digunakan pondok pesantren," beber Gus Nur.
Disinggung terkait apakah memang mengetahui adanya penolakan dari warga Singosari. Gus Nur mengaku bahwa sebenarnya tidak ada, karena pihaknya selama seminggu dua kali telah mengunjungi lahan yang akan dibangun ponpes itu.
"Sama sekali mboten (tidak ada), saya kan seminggu dua kali kan ke sana mas. Bahkan alat berat itu kalau masuk, kan diangkut sama tronton, kan melewati rumah masyarakat, tidak ada komplain mas," katanya.
Akan tetapi, Gus Nur tidak mempermasalahkan terkait penolakan yang telah mencuat itu. Bahkan pihaknya akan terus melakukan pembangunan ponpes itu.
"Ini (pembangunan) tetap berlanjut. Saya juga berdoa misalkan pak Bupati harus netral, jangan sepihak, ya harus temukan saya, karena ini negara hukum kok," ujarnya.
Gus Nur juga menyatakan, apabila benar akan diundang oleh PCNU Kabupaten Malang untuk mediasi terkait masalah tersebut. Dirinya sanggup, dan akan datang memenuhi undangan.
"Wajib hukumnya saya temui, saya akan membatalkan semua jadwal kegiatan, agar bisa menghadiri undangan," tandasnya.
Gus Nur sendiri melalui channel YouTube Gus Nur Official 13 mengunggah pernyataannya untuk merespons surat keberatan rencana pendirian ponpes di Singosari itu.