"Juga mengkampanyekan (Penolakan) sampah impor ini, dan saya juga bertemu aktivis terkenal lainnya, seperti Fransico, saya senang bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasi," jelas Nina.
Ternyata, nama Nina juga sempat mencuat di tahun 2019. Saat itu, dirinya mengirim surat ke Presiden AS Donald Trump.
Selain itu, Nina juga pernah mengirim surat ke Kanselir Jerman, Perdana Menteri Australia, Perdana Menteri Kanada. Lalu baru-baru ini, tepatnya di 2021, Nina juga mengirim surat ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Isi surat itu yakni terkait sampah plastik.
Isi surat-surat ini salah satunya berisi tuntutan agar para negara maju tak lagi mengirim sampah plastik ke Indonesia.
"Dan isinya semua mirip, semua sama. Tentang bagaimana keadaan di Indonesia setelah diselundupkan sampah plastik oleh mereka. Sekarang lingkungan di Indonesia sangat tercemar, karena sampah yang mereka kirimkan. Saya menuntut mereka agar berhenti mengirim sampah plastiknya ke Indonesia," ungkap Nina.
Saat di Amsterdam, Nina juga menyempatkan diri berkunjung ke tempat proses daur ulang plastik.
"Karena kita tahu negara maju itu kaya, mereka banyak uang, mereka punya teknologi yang canggih dan mahal. Saya di Amsterdam pun sempat mengunjungi plastic reycling factory, satu-satunya di Amsterdam dan mereka hanya bisa mendaur ulang 60 persen dari semua sampah. 40 persennya berakhir di incinenator. Itu di Belanda lho, negara kaya, negara maju. Apalagi di Indonesia," ujar Nina.
"Kita saja sudah banyak memiliki masalah tentang lingkungan ya, pemerintah tidak memprioritaskan sama sekali masalah isu ini. Padahal kalau lingkungan semakin tercemar, generasi sayalah akan merasakan di masa depan. Jadi saya melakukan aksi mulai sekarang," tandas Nina.
(iwd/iwd)