Pengamat Musik Surabaya, Tri Priyo Wijoyo mengatakan, Surabaya disebut sebagai barometer musik rock karena pada masa itu banyak musisi dan band rock yang lahir dari Kota Pahlawan. Seperti Power Metal, Grassrock, Kamikaze, Andromeda, Boomerang, Dewa 19 hingga Padi.
Sebagai barometer musik rock, Surabaya bersaing dengan Jakarta dan Bandung. Surabaya unggul karena band-band rock asal Kota Pahlawan saat itu mempunyai pengaruh kuat di kancah nasional.
"Saingan terberat Surabaya kalau saya lihat waktu itu Jakarta sama Bandung. Ya kalau daerah lainnya ya ada tapi gak seberapa. Tapi perlu dicatat, dari Surabaya ini punya pengaruh kuat di daerah-daerah lain seperti di Yogya, Malang waktu itu," jelas Tri.
Menurut Tri, Jakarta sebagai pesaing utama bukan tanpa alasan. Sebab saat itu, sebuah band jika ingin berkarier di industri musik memang wajib melalui Jakarta karena statusnya sebagai ibukota.
"Ya karena statusnya sebagai ibukota ya. Sedangkan Surabaya sebagai Ibukota Jatim. Jadi mau gak mau harus ke Jakarta jika ingin rekaman dan berkarier. Seperti Dewa dan Padi itu mulainya dari Jakarta meski mereka semua dari Surabaya," tutur gitaris Lentera band ini.
"Tapi meski begitu, banyak juga yang tetap mengawali karir dari Surabaya. Salah satunya dengan jalan rekaman sendiri atau indie label. Nah itu sempat populer di tahun-tahun 1997 sampai 1998. Saya juga sempat bikin rekaman indie waktu itu," imbuh Tri.
Sebelumnya, Pengamat Musik Surabaya Tri Priyo Wijoyo mengatakan Surabaya disebut sebagai barometer musik rock karena pada masa itu banyak musisi dan band rock yang lahir dari Kota Pahlawan. Contohnya Power Metal, Grassrock, Kamikaze, Andromeda, Boomerang, Dewa 19, hingga Padi.
Bahkan, lanjut Tri, tahun 1970-an telah ada band rock AKA asli Surabaya. Band itu digawangi Ucok, Arthur Kaunang, Syech Abidin, dan Soenata Tanjung. Band ini sempat mengguncang panggung rock tanah air yang identik dengan aksi-aksi ekstremnya.
Simak juga ''Comeback'! Media Pemutar Musik Winamp Siapkan Perubahan Besar':
(sun/fat)