Warung ini tempatnya cukup terpencil dan di tengah persawahan. Tapi bukan berarti masakannya ala kadarnya. Justru masakan di Warung Tengah Sawah atau WTS selalu ramai jadi jujugan warga.
Meskipun lokasinya terpencil yakni di Kecamatan Jabon, Sidoarjo, namun WTS menyajikan seafood yang rasanya tak kalah dengan restoran bintang lima. Selain itu, pemandangan sawah yang asri juga menambah nikmat suasana makan.
Warung ini pun sering didatangi para penikmat kuliner dari berbagai kota. Di sini, olahan seafood segar dimasak menggunakan tungku berbahan bakar kayu. Sedappp!
Salah satu warga Surabaya, Dwi (22) mengaku sering mengajak keluarganya mampir ke WTS. Di sini, Dwi memesan menu kepiting asam manis. Rasa kepiting yang gurih, cocok berpadu dengan bumbu asam manis yang kental.
![]() |
"Saya bersama keluarga sering datang ke WTS, hampir tiga minggu sekali. Menu yang saya sukai kepiting asam manis, karena keluarga penikmat kuliner seafood," kata Dwi kepada detikcom, Senin (22/11/2021).
Tak hanya itu, Dwi mengaku, sering mengunjungi warung ini karena harga menunya sangat terjangkau. Meskipun cenderung terjangkau, namun rasa makanannya tak pernah mengecewakan lidah.
"Kalau harganya di tempat lain hanya dapat satu porsi, namun disini kita dapat dua porsi. Makanya saya belain jauh-jauh dari Surabaya datang ke sini," ujar Dwi.
Hal yang sama disampaikan Dewi Anggraeni Bibi (41). Warga Sidoarjo ini mengaku, dirinya ke WTS bersama keluarga dan teman-teman se-profesi untuk merayakan ulang tahun ibunya.
"Kebetulan di sini menyediakan aneka sajian seafood, yang utama kami memesan kepiting asam manis dan udang goreng. Menu seafood di warung ini sangat pas dengan selera keluarga kami, ya cukup enak," kata Anggraeni.
"Sebenarnya banyak menu yang disajikan, tapi selera yang pas buat lidahku hanya sajian seafood," tambah Anggraeni.
Sementara itu pemilik WTS, Mar'atus Solikha menceritakan, dirinya tidak sengaja mendirikan warung tengah sawah. Pada 2004, kondisi jalan tersebut sangat sepi dan sering sekali terjadi aksi begal.
"Bapak saya berinisiatif mendirikan pos keamanan di sini. Awalnya hanya menjual mi goreng dan nasi pecel. Namun lama-lama banyak orang yang mampir. Kemudian saya membuka warung kecil-kecilan meskipun di tengah sawah," ungkap Solikha.
![]() |
Solikha mengatakan olahan yang menjadi favorit pelanggannya yakni belut goreng dan bakar, mujair goreng, gurame asam manis hingga kepiting asam manis.
Lalu, menu lainnya yang banyak disukai pengunjung yakni botok patin, bandeng, kutuk, asam-asam patin hingga asam-asam kutuk.
"Sampai saat ini banyak pengunjung baik dari Sidoarjo, bahkan dari kota lain seperti Malang, Surabaya, Pasukan, dan Mojokerto," terang Solikha.
"Untuk memasak kami masih menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu. Selama ini belum pernah menggunakan elpiji. Kurang pas, menurut saya lebih pas pakai tungku agar matangnya bisa merata," pungkasnya.