Gempa M 2,7 terjadi di Mojokerto pada Sabtu (20/11) petang. Meski skalanya tergolong rendah, sebagian masyarakat di selatan Kabupaten Mojokerto merasakan getaran.
Ternyata, gempa ini terjadi di epicenter atau episentrum yang belum terpetakan di Pusat Studi Gempa Nasional atau Pusgen tahun 2017.
"Kalau kita lihat peta sumber gempa yang dirilis oleh Pusat Studi Gempa Nasional atau Pusgen 2017 lokasi epicenter ini belum terpetakan atau belum ada nama sesar lokal tersebut," kata Koordinator BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan, Suwarto, Minggu (21/11/2021).
Namun, Suwarto menyebut jika dilihat dari petanya, gempa yang termasuk di kedalaman dangkal ini masih berada satu garis sesar dengan sesar Watukosek.
"Gempa ini termasuk gempa dangkal dengan kedalaman 16 km, disebabkan oleh sesar lokal. Kalau kita lihat di peta masih satu garis dengan sesar Watukosek," imbuhnya.
Karena episentrumnya belum terpetakan, Suwarto mengatakan pihaknya memiliki sebutan khusus pada gempa ini.
"Jadi di BMKG biasa kita menyebut gempa akibat sesar lokal," pungkasnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Soepangkat mengatakan, pusat gempa tepatnya di Dusun Pongok, Desa Wonoploso, Kecamatan Gondang, Mojokerto.
"Hasil asesmen kami, warga di pusat gempa tidak merasakan getaran," kata Djoko kepada detikcom.
Simak juga 'BMKG Pantau Pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 90S':
Menurut Djoko, getaran akibat gempa bumi justru dirasakan warga Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang dan di Desa Sumberjati, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.
"Getaran terjadi satu kali dengan durasi dua detik," terangnya.
Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, kata Djoko, tidak ada kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Korban jiwa juga nihil.
"Kami minta masyarakat tetap tenang dan selalu waspada," pungkasnya.