Peristiwa itu terjadi Jumat (19/11/2021) sore. Meski ada yang mual dan muntah, namun tidak dibawa ke rumah sakit.
"Banyak warga di RT 3 dan 4 yang kemarin itu mual bau busuk dari semburan di pengeboran minyak Pertamina. Tidak ada yang dibawa ke rumah sakit, jadi diobati sendiri-sendiri," kata Kades Ngampel Purwanto saat dihubungi detikcom , Sabtu (20/11/2021).
Meski warga banyak mual, muntah hingga panik, Pemerintah Desa Ngampel sangat kecewa dengan pihak Pertamina EP Asset 4. Mereka dianggap tidak merespon warganya hingga pasca kejadian.
"Jangankan diberi obat, kondisi seperti ini saja didatangi juga tidak warga kami. Mereka hanya mondar mandir di jalan dekat pintu masuk. Padahal ada tim kesehatan dari rekanan mereka, tapi hanya diam di dekat ambulan," keluh Kades Purwanto yang diamini warga sekitar rig pengeboran.
Purwanto menambahkan peristiwa ini tidak terjadi jika pihak Pertamina EP asset 4 fair memberitahu pihak pemdes dan warga sekitar saat ada kegiatan pengeboran atau layanan Rig.
"Ini tidak ada informasi apapun sebelum kejadian, jika ada layanan rig atau lainnya. Sehingga ini jelas sangat menyalahi aturan. Kami meminta pemerintah dan SKK Migas meninjau ulang terkait lokasi, khususnya pada hal K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap PT Pertamina EP Aset Lapangan 4 Sukowati," tegasnya.
Seorang warga Desa Ngampel berharap saat ada gas kick tidak disepelekan pihak operator pengeboran minyak di desanya.Ngampel berharap saat ada gas kick tidak disepelekan pihak operator
"Warga di lingkungan RT, 3, 4 dan 5 dulu setiap ada aktivitas pengeboran/pengeboran selalu ada pemberitahuan antisipasi terhadap kejadian bencana, ada alarm, arah mata angin, pelatihan PKDB. Sekarang tidak ada sama sekali, ini harus ditertibkan terutama khususnya bagi keselamatan warga sekitar," ujar seorang warga di sekitar pagar lokasi pengeboran.
Simak juga Video: Nusron Wahid Tepis Isu Kebakaran Tangki Pertamina demi Impor Minyak
(fat/fat)