Sebanyak 24 tim dari berbagai perguruan tinggi beradu inovasi mobil hemat energi selama empat hari ke depan. Tepatnya hingga Jumat (19/11).
Dalam babak final, ada dua kategori yang dilombakan, yaitu kategori prototype dan urban. Masing-masing kategori terbagi ke dalam empat kelas. Yaitu kelas mesin pembakaran dalam gasoline, kelas mesin pembakaran dalam diesel, kelas mesin pembakaran dalam etanol dan kelas mobil listrik.
"Sebanyak 24 tim itu akan memperebutkan juara di masing-masing kelasnya," kata Rektor Unesa Prof Nurhasan kepada wartawan di sirkuit GBT, Selasa (16/11/2021).
Nurhasan mengatakan, KMHE yang diadakan secara rutin ini sangat efektif dalam menghadirkan inovasi sebagai solusi persoalan energi di dalam maupun luar negeri. Ia mengusulkan, mobil hemat energi hasil karya mahasiswa dari berbagai daerah tak hanya dikonteskan, ditentukan juara, lalu selesai.
"Tapi juga perlu ditindaklanjuti ke tahap inovasi yang sebenarnya atau karya mahasiswa itu diwujudkan dalam bentuk produk mobil hemat energi. Dari hasil lomba itu misalnya, tim antarkampus bisa berkolaborasi untuk menyempurnakan karya-karya tersebut. Kemudian bisa juga, inovasi antartim kemudian dikombinasikan dengan karya tim lain. Antartim jangan bertolak punggung, saatnya kolaborasi, mana yang perlu dikerjasamakan, dengan siapa lalu dikembangkan, itu bagian dari esensi MBKM," jelasnya.
Selain itu, rancangan mahasiswa itu ditindaklanjuti dengan diskusi untuk menyempurnakan, seperti apa kelemahan dan kelebihannya. Kemudian dipertajam lagi menurut para pakar di bidangnya dan para industri.
KMHE juga menyoroti pentingnya mengembangkan kontes inovasi mobil, dari yang hanya berbasis hemat energi ke kontes hemat energi dan ramah lingkungan. Beginya, sudah saatnya kawula muda mengambil bagian dalam menjawab isu-isu krusial dan global seperti energi dan lingkungan.
"Kami mengajak pemerintah dan industri untuk melirik dan mewadahi karya-karya mahasiswa, sehingga nantinya bisa dikembangkan dan dilanjutkan ke implementasinya dalam bentuk produk unggulan dalam negeri. Pemerintah, kampus, stakeholder harus mendorong anak-anak muda berkarya dan mewadahinya," ujarnya.
(sun/bdh)