Pola pengamanan libur Natal dan Tahun Baru 2022 mulai disiapkan Polrestabes Surabaya. Hal ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat yang merayakannya di tengah pandemi COVID-19.
Hari ini, Polrestabes Surabaya bersama TNI, Pemkot Surabaya, Perhimpunan Gereja dan ormas di Surabaya melakukan forum diskusi terkait kesiapan Natal dan Tahun Baru.
"Terkait situasi di tengah pandemi COVID-19, pola pengamanan natal dan tahun baru kami persiapkan dari awal untuk proses pelaksanaannya berjalan dengan baik dan tidak terjadi transmisi COVID-19," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Akhmad Yusep Gunawan di Polrestabes Surabaya, Senin (15/11/2021).
Dalam pelaksanannya, pihaknya telah meminta masukan dari berbagai pihak. Hal ini agar masyarakat bisa tetap merayakan hari besar tanpa mengesampingkan protokol kesehatan COVID-19.
"Rencananya kita akan menentukan pola terkait kesehatan dan keamanan, pada saat kebaktian dan natal. Setiap umat bila disepakati, Insya Allah menggunakan fasilitas digital yang ada, menggunakan undangan yang sudah tercatat dan melalui barcode, artinya untuk memastikan bahwa yang diundang pihak gereja adalah betul yang hadir, itu juga untuk mengantisipasi potensi-potensi yang tidak diinginkan," ungkap Yusep.
Sedangkan untuk pola pengamanan tahun baru, jelas Yusep, pembatasan akan diberlakukan. Selain itu pihaknya juga akan melakukan langkah memecah kerumunan untuk upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Untuk tahun baru sendiri, kami akan upayakan membatasi kerumunan-kerumunan khususnya aktivitas masyarakat. Karena untuk menghindari adanya transmisi terkait gelombang 3 penyebaran COVID-19 di Surabaya dan memastikan pandemi COVID-19 terkendali, keamanan tercipta, dan pemulihan ekonomi pusat berkembang sesuai keinginan Pemkot Surabaya," jelas Yusep.
Jumlah personel yang akan dilibatkan saat Natal dan Tahun Baru, sebanyak 2.600 orang.
"Kami perkuatkan sudah pasti, sepertiga dari 2.600 ditambah cadangan, kurang lebih 1.600 khusus polri, ditambah TNI, linmas, banser, muhammadiyah, dan lain-lain," tandasnya.
Perwakilan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia Kota Surabaya, Pendeta Samuel mengungkapkan, pihaknya segera menyampaikan hasil rapat koordinasi dengan jaringan seluruh gereja di Surabaya.
"Dari pertemuan ini, kita akan sampaikan ke gereja-gereja anggota. Biasanya, kita pakai sistem online, jemaat wajib mengisi daftar hadir, kalau nggak ngisi nggak boleh hadir, itu (diisi) sekitar 1 minggu sebelumnya, diberlakukan hampir semua gereja yang melakukan online atau hybrid," ujar Samuel.
Samuel mengaku, pihaknya patuh dan menerapkan regulasi dari pemerintah terkait langkah pencegahan COVID-19.
"Karena, kamu sudah batasi sesuai ketentuan, sekarang 75 persen, kebanyakan yang hadir malah di bawah 50 persen, itu biasanya gereja-gereja menengah ke atas, kalau dari gereja-gereja kecil itu onside lah. Kita juga lakukan untuk manula, untuk tidak melakukan ibadah di gereja terlebih dulu," pungkas Samuel.