Banyak Jomblo Cari Pasangan Hidup Jadi Alasan Sanusi Buka Biro Jodoh

Banyak Jomblo Cari Pasangan Hidup Jadi Alasan Sanusi Buka Biro Jodoh

Erliana Riady - detikNews
Jumat, 12 Nov 2021 15:52 WIB
Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan banyak pohon tumbang di Lamongan. Selain itu, hujan deras juga menyebabkan banjir.
Sanusi (79)/Foto: Erliana Riady/detikcom
Blitar -

Biro jodoh yang dibuka Sanusi viral di TikTok. Mengapa pria berusia 79 tahun itu membuka biro jodoh di rumahnya?

"Lha teng mriki kathah tiyang golek bojo kok (lha di sini banyak orang cari jodoh kok)," kata Sanusi, Jumat (12/11/2021).

Bagi Sanusi, membuka biro jodoh ini untuk menolong sesama. Karena banyak temannya di masjid yang bercerita, ada anak, tetangga atau kerabat mereka yang belum juga mendapatkan jodoh. Padahal, usia mereka sudah matang dengan pekerjaan yang aman. Ya, Sanusi dulu memang marbut di Masjid Al Mubarok, Jalan Melati, Kota Blitar.

"Salah satunya teman saya itu juru kunci Makam Gantung. Lokasinya di barat Samsat Kota Blitar. Dia prihatin banyak guru-guru wanita yang cantik-cantik pada nepi (tirakat) untuk mendapatkan jodoh. Mosok yo jodoh ae sampe podo koyo ngono, tulungono kono Kang (masak ya karena ingin dapat jodoh saja sampai seperti itu, tolonglah mereka Kang)," papar Sanusi.

Juru Kunci Makam Gantung yang ia sebut Pak Man, menurut Sanusi, sudah lama mengetahui kelebihan yang dimilikinya. Karena pernah ada orang dari Surabaya yang sengaja mencarinya di Blitar dan menemuinya di masjid itu untuk meminta tolong dicarikan jodoh.

Sebelum balik tinggal di Blitar, Sanusi muda telah mencari ilmu ke berbagai pondok pesantren. Seperti di Padang, Banten dan Surabaya. Separuh lebih hidupnya diabdikan menjadi marbut di berbagai daerah, tempatnya menimba ilmu.

Rupanya gayung bersambut. Para guru cantik yang diberi informasi soal kelebihan Sanusi pandai mencarikan jodoh, datang menemui Sanusi di masjid. Lalu Sanusi mengajarkan doa dan wiridan agar Allah segera mendatangkan jodoh buat mereka.

Setelah mengamalkan wiridan yang diajarkan Sanusi, tak sedikit dari guru-guru itu melaporkan telah mendapat jodoh. Kabar ini kemudian menyebar dari mulut ke mulut, hingga Sanusi merasa harus menemui 'tamunya' di rumahnya sendiri di Desa Sidodari, Garum.

Sembari mengolah lahannya dengan bertani, Sanusi kerap menerima tamu dari berbagai daerah. Tak hanya tamu lokal Blitar, namun banyak juga dari luar daerah bahkan luar Pulau Jawa. Seperti seorang tamu yang mengaku dari Papua.

Tamu itu kelahiran Jawa, namun merantau ke Papua hingga usianya menginjak 54 tahun. Dia datang ke rumah Sanusi dengan satu tujuan. Mencari istri asli Jawa untuk diajak hidup bersama di Papua.

Mereka yang datang, disyaratkan membawa foto 4x6 dan foto kopi KTP. Tujuan dua syarat itu, terang Sanusi, untuk memastikan jika status mereka memang jomblo atau single. Sedangkan di balik foto dituliskan nomor HP yang bisa dihubungi. Jika ada tamu lain yang ingin berkenalan, bisa menghubunginya.

"Nanti dari foto itu, kalau ada yang minat akan menelepon nomor di belakangnya. Kalau keduanya cocok, mereka janjian bertemu di sini untuk saya saksikan, jika mereka memang serius menuju jenjang pernikahan. Bahkan kedua keluarga mereka seringkali ikut langsung ke sini untuk menentukan tanggal pernikahan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.