"Itu kan banyak ditanami jagung, ya mungkin nantinya tanam jagung di tanah yang rata saja, kalau yang kemiringannya tajam perlu tanaman keras yang dilestarikan. Jujur saja yang turun ini bonggol jagung dan ketela," imbuh Mundiyar.
Terkait hal itu pihaknya berkoordinasi dengan Perhutani dan LMDH, sehingga ke depan pelestarian kawasan hutan bisa ditingkatkan, agar tidak berdampak banjir.
Salah seorang warga Umi mengaku banjir terjadi mulai pukul 04.00 WIB, debit air sungai mengalami peningkatan tajam setelah diguyur hujan deras selama lebih dari empat jam.
"Hujannya mulai malam, terus tadi pagi sungai ini meluap. Kalau di rumah saya sampai teras dan halaman," jelasnya.
Sementara petani di Desa Jabon, Karim, mengatakan akibat banjir sebagian besar tanaman jagungnya gagal panen. "Karena ini sudah beberapa kali kena banjir, kemudian hari ini tadi. Padahal jagungnya masih mau berisi," ujarnya.
Menurutnya, untuk meminimalisir dampak kerugian ia terpaksa memanen tanaman jagungnya untuk dijadikan pakan ternak dan ayam. "Ini selain kena banjir juga diserang hama tikus. Tapi kalau untuk sawah di samping saya masih selamat, karena jagungnya sudah berisi, kalau punya saya masih janten," jelasnya.
(iwd/iwd)