Harga Minyak Goreng Naik, Perajin Keripik Tempe di Kota Malang Kurangi Ukuran

Harga Minyak Goreng Naik, Perajin Keripik Tempe di Kota Malang Kurangi Ukuran

Muhammad Aminudin - detikNews
Kamis, 11 Nov 2021 12:00 WIB
Harga minyak goreng naik. Perajin keripik tempe di Kota Malang terpaksa mengurangi ukuran keripik dari pada menaikan harga jual.
Keripik tempe di Kota Malang/Foto: Muhammad Aminudin/detikcom
Malang - Harga minyak goreng naik. Perajin keripik tempe di Kota Malang terpaksa mengurangi ukuran keripik dari pada menaikkan harga jual.

"Pada saat ini posisi minyak goreng naik. Kami memberikan istilah tidak naik lagi tapi ganti harga. Maka, kami selaku pengusaha, mengurangi size (ukuran) dari keripik tempe tersebut. Harganya tetap, untuk istilahnya bisa menutupi di ongkos produksi lain," ucap Perajin Tempe Sanan di Kota Malang, Rohani Trio Andi kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).

Menurutnya, kenaikan harga minyak goreng kali ini dirasa cukup memukul usahanya. Padahal mereka baru bangkit setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Malang mulai melonggar.

"Ya pastinya berat, karena minyak salah satu dari bahan pokok di keripik tempe. Mungkin tidak hanya di kami di usaha keripik. Mungkin di teman-teman produsen lain berbahan minyak, pasti akan berdampak," ungkap dia.

Dirinya menambahkan, omzet penjualan keripik tempe mulai perlahan-lahan normal, layaknya sebelum penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4. "Alhamdulillah penjualan sebulan terakhir, omzet meningkat dengan adanya penurunan level PPKM ini. Akan tetapi karena harga minyak goreng naik, kita harus menemukan cara agar tetap produksi," imbuhnya.

Pedagang minyak goreng di Pasar Besar Kota Malang, Avi Riskia mengungkapkan, kenaikan harga minyak goreng sangat berpengaruh terhadap omzet penjualan. Jika biasanya bisa menjual tiga jeriken berukuran 15 kilogram, saat ini hanya bisa menjual satu jeriken saja.

"Sekarang mengurangi pasokan saja biar tidak rugi, sehari biasanya menjual tiga jeriken berisi 15 kilogram, sekarang satu saja sulit. Yang beli nggak ada, biasanya yang borong penjual kerupuk-kerupuk, sekarang satu jeriken saja sehari sulit terjual," katanya.

Perempuan berusia 42 tahun ini menerangkan, banyak pembeli beralih ke minyak goreng kemasan. Meskipun harganya justru lebih mahal.

"Banyak yang terjual yang kemasan, lebih praktis dan higienis. Tapi kalau hitungannya lebih mahal yang curah.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang M Sailendra menambahkan, pihaknya tidak bisa melakukan operasi pasar untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng.

Karena harga dari pabrik produsen minyak gorengnya sudah mahal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). "Belinya ke pabrik ini sudah harga tinggi, sehingga operasi pasar itu secara timing, waktu dan sasaran, kita harus berhati-hati, bisa jadi yang beli tengkulak-tengkulak, kedua waktunya mau Natal, Tahun Baru pasti akan naik, nggak bisa ditahan sesuai Lebaran," jelas Sailendra terpisah.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.