"Pahlawan yang fotonya terpampang di sekitar kita, yang hari ini banyak menghiasi media sosial kita, seperti Pangeran Diponegaoro, Sentot Alibasya, Pangeran Antasari bahkan yang zaman kemerdekaan seperti Jendral Soedirman semuanya menyandang keris. Jadi keris ini mendampingi pahlawan kita berjuang melawan penjajah," ujar Sarmuji di Galeri DKS, Rabu (10/11/2021).
Orang nomor satu di Golkar Jatim itu menyebut, banyak cara pandang seseorang terhadap keris yang dimiliki. Keris bisa dianggap sebagai aksesoris hingga kepercayaan adanya sambungan kekuatan psikologis antara keduanya. Tetapi yang pasti keris tetap eksis dari masa lalu hingga masa kini.
"Kita tidak tahu apa secara pasti penggunaan pandangan orang terhadap keris. Entah sebagai senjata, entah hanya diambil pamor karena doa para pembuatnya, entah karena bersambungnya kekuatan psikologisnya, tetapi yang jelas keris tetap eksis dari zaman pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan," terangnya.
Anggota Komisi XI DPR RI tersebut berharap, generasi milenial hingga generasi Z bisa merawat produk budaya tersebut agar tetap lestari dan eksis di masa mendatang.
"Menjadi kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa untuk juga merawat keris ini. Ketika kita merawat keris sebenarnya yang kita rawat bukan saja nilai artistiknya tetapi juga nilai kepahlawanan yang dikandungnya. Jadi sangat relevan jika hari ini memperingati hari pahlawan diadakan Keris Expo sebagai bentuk merawat kebudayaan dan merupakan bagian sejarah yang tidak bisa kita lupakan," tandasnya. (iwd/iwd)