Pantauan detikcom, kendaraan jenis wheel loader itu tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Usai diobservasi petugas, loader langsung dioperasikan untuk membersihkan material.
Alat berat milik Dinas PUPR itu bergerak maju membersihkan lumpur dari badan jalan. Sejurus kemudian, batu bercampur tanah yang memenuhi bucket disingkirkan ke tepi.
"Kita selalu stand by. Begitu ada laporan (banjir batu) langsung kita tindaklanjuti," kata Kepala Dinas PUPR Edy Junan Ahmadi yang memantau langsung proses pembersihan, Selasa (9/11/2021).
Junan membenarkan jika peristiwa tersebut memang fenomena tahunan. Itu terjadi bersamaan peningkatan debit air saat musim hujan. Karenanya, selain persiapan alat berat pihaknya juga membangun jalan alternatif.
"Jadi untuk roda dua tetap bisa lewat sana," terangnya sembari menunjuk jembatan berwarna biru yang menghubungkan dengan jalan desa yang menyusuri tepian sungai.
Masih menurut Junan, pemerintah pusat juga sudah menyiapkan solusi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa. Yaitu dengan rencana membangun Sabo Dam. Bangunan penahan itu akan memperkuat tanggul yang sudah ada.
Nantinya, rancang bangun sabo dam akan dibuat sedemikian rupa. Salah satunya adalah adanya jalan masuk bagi warga yang hendak mengambil batu. Dengan begitu ada dua fungsi sekaligus. Yakni mitigasi bencana serta ekonomi warga.
"Jadi ini sudah ditinjau Pak Menteri PUPR. Memang beliau sudah memerintahkan BBWS untuk membangun dam lagi," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir batu terjadi di jalur Karangrejo-Karenggede, Pacitan. Akses kedua desa di Kecamatan Arjosari itu pun tertutup. Banjir diduga dipicu aliran air dari Gunung Parangan.
(iwd/iwd)