Korban selamat perahu tambang tenggelam di Bengawan Solo, Mardiani (65) mengaku masih trauma. Warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro ini memilih istirahat di rumahnya.
Kepada detikcom, Mardiani mengatakan jika pagi hari sebelum kejadian, tepatnya saat dikemudikan Kasian dan Edi, perahu tersebut sempat oleng dan kemasukan air. Namun masih bisa selamat mengantarkan penumpangnya hingga di pinggir sungai.
"Tiyang-tiyang teng pinggir Bengawan niku kathah sing cerito nek isuk niku perahu pun badhe guling, tapi alhamdulillah selamat. Terus Edi niku mudun sarapan. (orang-orang di pesisir Bengawan banyak yang cerita kalau pas pagi, perahu itu sudah mau terguling, tapi alhamdulillah selamat. Terus Edi turun sarapan)," ungkap Mardiani di kediamannya, Jumat (5/11/2021).
Saat itu, Mardiani menjadi kondektur perahu nahas tersebut. Dia mengaku hal ini terjadi secara kebetulan. Saat itu, Mardiani dimintai tolong oleh pemilik perahu sekaligus kondektur bernama Edi untuk menggantikannya. Saat kejadian, Edi turun dari perahu untuk istirahat makan.
"Kulo niki asline ngopi teng warung pak Kasian, Edi sing gadah perahu niku mudun badhe sarapan, kulo dijaluki tulung ganteni narik duit tiyang sing badhe nambang. Kulo sejatine mboten tukang nambang perahu. Gunekno diesel wae ora weruh kok carane, (Saya sebenarnya cuma ngopi di warung Pak Kasian, lalu Edi yang punya perahu turun dan bilang mau sarapan, saya dimintai tolong untuk menggantikan narik uangnya penumpang. Sejatinya saya bukan tukang tambang perahu. Wong nyalakan diesel saja nggak tahu kok caranya)," cerita Mardiani.
Saat itu, Mardiani mengaku mengikuti dua kali putaran ikut di perahu penyeberangan. Saat putaran ke dua, musibah terjadi, perahu tenggelam mulai dari belakang.
Para penumpang yang sedang berdiri di atas motor juga banyak yang terguling. Kebetulan posisi Mardiani berdiri di bagian depan dan baru saja menarik ongkos satu penumpang. Melihat perahu semakin tenggelam, para penumpang semua berusaha menyelamatkan diri.
"Kulo niki posisi teng ngajeng, perahu niku sing klelep iku wingking riyin. Kulo nggih nembe narik ongkos setunggal tiyang. Terus nylametke awak, ngenter lan renang. (Saat ini posisinya di depan, perahu yang tenggelam itu bagian belakangnya dulu. Saya baru saja menarik ongkos satu orang. Terus berusaha menyelamatkan diri, menghanyutkan diri dan berenang)," ujar Mardiani sambil meneteskan air mata.
Saat berenang, Mardiani sempat menemukan pohon pisang, lalu diberikan kepada korban perempuan agar selamat. Ia memilih berusaha berenang hingga ke pinggir sungai.
Mardiani juga sempat melihat penumpang lain mendapat pertolongan dari perahu tambang pasir dengan dilempari tali dan jerigen untuk bertahan menyelamatkan diri.
"Pas teng tengah kulo niku usaha nylametke awak dilalah angsal debog. Kulo paringno tiyang estri kersane dicekeli. Kulo terus renang alhamdulillah selamet. (Pas di tengah, saya usaha menyelamatkan diri dan mendapat pohon pisang. Saya kasihkan perempuan untuk dipegangi. Lalu saya terus berenang dan Alhamdulillah selamat)," tutur Mardiani.
Mardiani yang sudah mempunyai cucu itu tak pernah mengira dirinya selamat dari musibah yang tak pernah terlupakan dalam hidupnya ini. Bahkan Mardiani juga telah dibawa ke dokter untuk diperiksakan kesehatannya.
"Alhamdulilllah kulo selamet, nanging kulo niki nggih ngesakno kalih penumpang liyane sing dereng panggih.mugi mugi enggal diparingi ketemu. (Alhamdulillah saya selamat, tapi saya ini kasihan sama penumpang lainnya yang belum ketemu. Semoga segera ketemu)," harapnya.