Kepala BPBD Bojonegoro Ardhian Orianto mengatakan peristiwa ini diduga terjadi karena perahu oleng. Kesaksian korban yang selamat, saat itu ada tiga motor yang roboh sehingga menyebabkan perahu oleng.
Hal ini diperparah dengan arus Bengawan Solo yang tengah deras-derasnya.
"Jadi untuk kemarin itu arus air juga cukup deras jadi mengakibatkan perahu tenggelam. Jadi memang arus air cukup deras kemudian ada tiga sepeda motor di sebelah yang roboh. Hal ini menjadi salah satu pemicu terbaliknya perahu itu," papar Ardhian di lokasi kejadian, Kamis (4/11/2021).
Kendati demikian, Ardhian menampik jika pembangunan jembatan di dekat lokasi kejadian ikut mempengaruhi tenggelamnya perahu tambang.
"Saya menyampaikan kalau itu tidak ada kaitannya dengan bendungan, dengan kegiatan pekerjaan," ujar Ardhian.
Sementara itu, Kepala Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Neny Rachmawati menduga tiang di sisi kiri dan kanan dari pembangunan jembatan, mengakibatkan adanya penyempitan lajur air sungai. Hal ini berdampak pada arus air yang deras berada di bagian tengah sungai.
"Nggih, itu juga bisa menyebabkan arusnya yang deras itu ada karena timbunan tanah di sisi kiri dan kanannya tiang jembatan. Akhirnya air yang harusnya bisa melebar akhirnya menyempit lewat tengah tiangnya tadi," kata Neny.
Tak hanya itu, Neny mengatakan kondisi arus Bengawan Solo tengah deras-derasnya. Arus deras ini akibat curah hujan yang tinggi. Neny mengatakan pembangunan jembatan ini sudah berjalan selama 4 bulan. Pembangunan fisik jembatan sudah rampung sekitar 60%.
"Sungai Bengawan pada saat ini posisinya juga lagi deras-derasnya mungkin karena curah hujan yang tinggi beberapa hari ini," tambahnya.
Sementara itu hingga kini, tim gabungan masih melakukan pencarian korban. Ada 10 korban yang sudah ditemukan dalam kondisi selamat, 1 korban ditemukan meninggal dunia dan 6 korban masih dalam proses pencarian. (iwd/iwd)