Marti'in seperti kesal atas keputusan itu. Dia kemudian hanya terdiam dan tidak bisa melanjutkan perkataannya. Dengan penuh perhatian, petugas dan relawan yang bekerja di Griya Lansia merawat Mbah Marti'in. Seperti membersihkan ruang kamar, menyuapi untuk makan serta minum.
Griya Lansia juga mendatangkan ahli pijat sebagai terapi menyembuhkan kelumpuhan saraf akibat serangan stroke.
"Terapi dengan pijat, ada 21 lansia yang kondisinya seperti Mbah Marti'in. Termasuk Ibu Trimah," bebernya.
Secara terpisah Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Arief Camra menambahkan, ada tiga lansia diserahkan tiga anaknya untuk dirawat sampai nanti proses pemakaman bila meninggal dunia.
Pertama adalah Marti'in asal Sidoarjo, berikutnya Soetiyo asal Jombang dan Trimah asal Magelang.
Baca juga: Mengaku Ikhlas, Trimah Tak Dendam 'Dibuang' Anaknya di Griya Lansia Malang |
"Pertama ada penyerahan dari anak-anaknya adalah Mbah Marti'in, kedua Mbah Soetiyo asal Jombang yang meninggal beberapa waktu lalu, dan Mbah Trimah asal Magelang," imbuhnya.
Arief mengungkapkan, sebelum dibawa ke Griya Lansia, anak-anak Mbah Marti'in juga menyatakan tidak mampu merawat di depan Muspika. Kemudian diputuskan untuk membawa Mbah Marti'in ke Griya Lansia.
"Anak-anaknya sudah buat surat pernyataan tak mampu merawat, itu dilakukan di depan Muspika," ungkap Arief.
Griya Lansia sendiri memastikan akan merawat seluruh lansia dengan baik. Ada 60 lansia yang kini dirawat, jumlah itu sesuai dengan kapasitas Griya Lansia.
"Kapasitas kita 60 orang, sekarang ada 60 lansia yang dirawat. Kami awalnya menampung dan merawat lansia terlantar," pungkas Arief.
(fat/fat)