"Kurang lebih 7 kali dalam beberapa tahun," ujar Plt Kepala Stasiun Geofisika BMKG Nganjuk Sumber Harto saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (29/10/2021).
Harto menjelaskan gempa daratan di Magetan-Ponorogo terjadi karena adanya pergerakan sesar atau sesar aktif di antara Magetan-Ponorogo. BMKG Nganjuk menyebutkan ada getaran gempa daratan sebanyak 7 kali dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Gempa Darat M 2,6 Guncang Magetan-Ponorogo |
"Untuk daerah Magetan memang ada sesar yang berpotensi terjadinya gempa bumi. Untuk kejadian gempa bumi di Magetan sudah beberapa kali, sekitar 7 kali. Cuma tidak bisa diprediksi tahun kapan, jam berapa, di mana, energinya berapa itu belum bisa diprediksi ataupun dipastikan," jelas Harto.
Harto menambahkan, meski sering terjadi gempa daratan, namun getarannya tidak dirasakan warga Magetan. Hal ini karena magnitudonya yang sangat kecil.
"Terjadi gempa namun dampak dari gempa bumi tersebut ada yang dirasakan dan ada yang tidak, tergantung berapa besar magnitudonya," kata Harto.
Baca juga: Gempa Blitar M 6,2 Mengguncang 6-7 Detik |
Gempa bumi di daratan, kata Harto, bisa berpotensi menyebabkan tanah longsor karena Magetan merupakan daerah pegunungan. Namun potensi longsor tergantung letak kondisi tanah.
"Bisa saja gempa bumi (daratan) berpotensi longsor. Hal ini tergantung dari epicenter, dan kekuatan energinya berapa. Jika yang terbelah itu daerah perbukitan dengan kemiringan yang terjal dan saat itu musim hujan, maka tidak menutup kemungkinan bisa berdampak pada longsoran," tandas Harto.
Simak juga 'Salatiga-Ambarawa 21 Kali Diguncang Gempa Susulan':
(iwd/iwd)