Kejadian pada Kamis (14/10) sekitar pukul 21.00 WIB itu berawal saat tukang becak motor (bentor) yang bernama Sumaryono itu mengangkut seorang penumpang perempuan dari alun-alun Ngawi. Penumpang perempuan yang berusia sekitar 30-35 tahun itu minta diantarkan ke Dusun Gendon, Kecamatan Kendal yang berjarak sekitar 20 km.
"Penumpang itu pakai pakaian batik, pakai jeans dan memakai masker. Penumpangnya berkerudung gamis. Tidak membawa barang apapun, hanya HP," kata Agus, salah satu warga Ngrayudan yang mendapat cerita dari tukang becak tersebut, Sabtu (16/10/2021).
Supri, warga desa Ngrayudan yang lain, yang juga sempat berbincang dengan si tukang becak, menambahkan penumpang itu hanya bermain ponsel saja selama perjalanan. Dan tidak mencoba berbicara kepada si tukang becak.
![]() |
"Katanya cuma diam dan main HP saja selama perjalanan. Jarak alun-alun Ngawi hingga Ngrayudan sekitar 20 km," kata Supri.
"Info dari tukang becak, dia mengantar penumpang dari alun-alun ke Kecamatan Kendal. Namun mulai ada kejanggalan saat sampai di simpang empat Desa Dadapan Kendal yang harusnya jalan lurus tapi penumpang bilang memilih lewat Desa Ngrayudan belok kiri lebih dekat, padahal lebih jauh," kata Supri.
Sang tukang becak pun menuruti keinginan penumpang menuju Kendal lewat Desa Ngrayudan. Namun kejadian aneh terjadi saat sampai di tanjakan pintu masuk desa Ngrayudan, becak tidak kuat melaju.
"Saat sampai masuk desa Ngrayudan becak tidak kuat karena tanjakan dan meminta tolong penumpang untuk mendorong. Namun saat tukang becak menoleh ke belakang penumpang perempuan itu sudah tidak ada," jelas Supri.
"Yang membuat aneh langsung menghilang dalam kondisi malam dan gelap di persawahan. Apa mungkin manusia biasa berani. Apalagi perempuan," kata Supri.
Supri mengatakan, sang pengemudi becak motor yang kaget kemudian ditolong warga dan diberikan minum serta istirahat di rumah salah satu warga. Warga juga mengumpulkan sekadar uang untuk membantu mengisi BBM buat si tukang becak. (iwd/iwd)