.webp)
Kepala BMKG Treres Pasuruan, Djati Cipto Kuncoro mengatakan, verifikasi lapangan dilakukan terhadap tempat evakuasi sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA). Verifikasi lapangan digelar pada Minggu I dan II pada bulan Oktober 2021 dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan.
"Alhamdulillah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah lebih siap. Beberapa pantai yang pada tahun 1994 terdampak tsunami yang diakibatkan gempa bumi sudah kami lakukan verifikasi lapangan (Verlap)," ujarnya kepada detikcom, Rabu (13/10/2021).
Wilayah yang sudah dilakukan verifikasi lapangan, kata Djati, dilakukan di wilayah Muncar, Pancer, Pantai Grajagan, Pantai Rajek Wesi dan Pantai Lampon.
"Kami melihat sudah banyak melihat rambu-rambu jalur evakuasi, asembly point' (titik kumpul)," tambahnya.
Baca juga: 27 Tahun Lalu Tsunami Setinggi 13 Meter Terjang Banyuwangi |
Pihaknya menemukan adanya peran serta masyarakat yang sadar dengan bahaya gempa bumi dan tsunami di Banyuwangi. Mereka menyiapkan jalur secara mandiri sesuai dengan arahan dari BMKG.
"Di Desa Sarongan tim FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) sangat luar biasa. Kesiapsiagaan mereka dalam membantu Pemkab, khususnya Desa Sarongan terkait beberapa bencana di antaranya bencana gempa bumi," tambahnya.
Verifikasi lapangan juga bakal dilakukan di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Di antaranya Jember, Madura dan Lumajang.
"Masih belum selesai, ada beberapa wilayah yg masih harus di Verlap seperti Lumajang, Madura, Jember. Tim Verlap kami masih melakukan verifikasi," tambahnya.
Nantinya, hasil verifikasi lapangan ini, kata Djati, akan dilaporkan ke Provinsi Jawa Timur dan pemerintah kabupaten dan kota setempat.
"Jika hasil Verlap ini sudah selesai maka akan kami sampaikan juga kepada Pemprov Jatim dan beberapa Pemkab di Jatim. Ini mungkin akan menjadikan rekomendasi kami BMKG kepada Pemkab dan Pemprov," pungkasnya. (fat/fat)
