"Katanya sejak zaman dulu itu nenek bilang kalau ada gempa, aman. Di sini nggak terasa," kata Sri Wahyuni, Kepala Dusun Krajan Kidul, Desa Temon yang membawahi Kampung Pitu kepada detikcom, Selasa (12/10/2021).
Pun begitu, dirinya mengaku belum pernah membuktikan sendiri. Pasalnya, rumah Sri Wahyuni lumayan jauh dari Kampung Pitu. Yakni terpaut sekitar 5 KM. Di sisi lain belum ada penelitian secara ilmiah.
Sri menuturkan suatu saat dirinya berada di kecamatan tetangga. Kala itu mendadak terjadi gempa. Kontan saja dia berusaha menghubungi warga dusun. Tak terkecuali masyarakat yang tinggal di Kampung Pitu. Alih-alih terkejut, mereka justru mengaku tidak merasakan gempa.
"Saya telepon ke warga, ada apa? Ternyata (mereka) ndak merasa (Gempa) yang daerah situ. Apa benar apa cuma tidur, saya juga bingung," ucapnya heran.
Baca juga: Datang ke Kampung Pitu Pacitan Bisa Lengserkan Jabatan, Mitos atau Fakta? |
Sebagai perangkat desa, Sri Wahyuni juga belum mengetahui pasti kebenaran cerita tersebut. Di sisi lain untuk membuktikannya langsung dengan uji coba di lokasi jelas tidak mudah. Pasalnya, kedatangan gempa tidak bisa diprediksi.
"Untuk membuktikan butuh seperti itu (penelitian)," tandasnya.
Rupanya mitos tentang Kampung Pitu yang kedap gempa sudah kerap menjadi perbincangan. Terutama bagi masyarakat desa sekitar serta para pegiat dunia spiritual.
Seorang warga Kecamatan Pacitan bernama Gatot mengaku sudah cukup lama akrab dengan kabar tersebut. Bahkan, beberapa kali terjadi gempa kuat getarannya dikabarkan tak sampai Kampung Pitu.
"Saya dengarnya malah dari seorang sesepuh dari Kecamatan Arjosari," ucap pria yang tinggal di Desa Tanjungsari itu. (fat/fat)