11 Anggota TNI Asal Papua Diajak Belajar Mengolah Kopi di Banyuwangi

11 Anggota TNI Asal Papua Diajak Belajar Mengolah Kopi di Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Selasa, 12 Okt 2021 11:37 WIB
tentara belajar meracik kopi
11 anggota TNI asal Papua belajar mengolah kopi (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Menikmati kopi sambil mempelajari budaya masyarakat Banyuwangi dilakukan 11 anggota TNI AD Abituren Dikjurba Otsus (Pendidikan Kejuruan Bintara Otonomi Khusus). Seharian penuh, 11 orang putra dari Papua ini berkunjung di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi.

Tak hanya menyeruput kopi, mereka juga belajar tentang kopi di Sanggar Genjah Arum, Desa Kemiren Banyuwangi, Senin (11/10/2021). Mereka datang untuk belajar cara pengolahan kopi yang tepat sebelum nantinya kembali ke tempat penugasan mereka masing-masing.

Begitu memasuki gerbang Genjah Arum, 11 anggota TNI itu langsung disambut tari barong yang menggiring mereka masuk ke dalam sanggar. Setelah itu, mereka mendengarkan musik lesung yang dimainkan para lansia dari Genjah Arum.

Tak lama, anggota TNI berpangkat bintara itu kemudian diajak mencicipi produk kopi asli Banyuwangi. Mereka juga mendapatkan penjelasan langsung dari pemilik Sanggar Genjah Arum, Setiawan Subekti tentang filosofi pembuatan kopi dan proses yang dilakukan untuk mengolah kopi secara tepat.

Tak hanya itu, mereka juga belajar bagaimana menyangrai kopi dengan baik. Nampak mereka sedikit kesulitan membolak-balikkan kopi di wajan yang panas.

tentara belajar meracik kopiFoto: Ardian Fanani

"Sulit ya, banyak yang jatuh ini pace," ujar Serda Samuel Kabu, salah satu dari 11 Bintara Otsus.

Mereka bercerita jika kopi di Papua belum terolah dengan baik. Kebanyakan kopi dipetik kemudian dijual. Belum bisa melakukan permrosesan maupun pengolahan kopi dengan benar.

"Di tempat saya (Kabupaten Maybrat, Papua Barat) kopi belum dikelola dengan maksimal. Saya ingin bisa menyerap banyak ilmu ketika mendapatkan kesempatan untuk belajar di Banyuwangi," ujar Serda Luther Oktavianus Way (23) kepada detikcom.

Hal yang sama diungkapkan oleh Serda Ardiles Mesakh Mambrase. Dirinya mengaku Papua memiliki kopi Senang. Namun produksinya sangat terbatas. Kopi masih dipanen buahnya saja, tanpa proses pengolahan paska panen. Padahal perkebunan kopi di sana cukup banyak. Pengolahan kopi menurutnya hanya ada di wilayah perkotaan saja.

"Kita di papua juga punya kopi yang terkenal, namanya Kopi Senang. Banyak di minum tapi di kota, kalau di desa kebanyakan masih kopi kemasan,"terangnya.

Ardiles pun optimis jika nanti bisa mengembangkan kopi di Papua, akan banyak orang yang merasa terbantu. Apalagi, saat ini tren ngopi juga sudah merambah ke Papua. tak hanya orang tua, anak anak muda dan kaum millenial menurutnya juga sudah mulai menggandrungi kopi.

"Nanti kita akan belajar dulu yang benar. lalu mencoba bersama-sama, sebelum diajarkan ke masyarakat,"tegas Ardiles.

Sementara itu, pemilik Sanggar Genjah Arum, Setiawan Subekti mengaku belajar bersama tentang kopi dan potensi kopi bersama dengan 11 anggota TNI AD Abituren Dikjurba Otsus diharapkan dapat meningkatkan potensi kopi Papua.

"Kita beri gambaran tentang pengolahan kopi, karena saya dengar di daerah mereka tanaman kopi cukup banyak. Tapi belum diolah, hanya dijual dalam kondisi mentah." kata Setiawan Subekti.

Pria yang dikenal sebagai tester kopi dunia ini juga memotivasi para bintara TNI AD itu agar bersemangat untuk bisa belajar mengolah kopi dengan baik. Dengan harapan, ketika kembali ke Papua atau daerah lain tempat penugasanya. Mereka bisa memproduksi kopi berkualitas.

"Ketika kita bisa membuat kopi yang berkualitas baik, hal itu akan membuat orang mencari kita. Dengan begitu kopi bisa mengangkat ekonomi masyarakat,"ujarnya di depan para Bintara Otsus.

Terpisah, Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol Inf Yuli Eko Purwanto mengatakan 11 orang Dikjurba Otsus itu dayang ke Banyuwangi dalam on the job training untuk mempelajari ilmu komunikasi di tengah masyarakat atau tugas kewilayahan.

Selama dua setengah bulan di Banyuwangi, mereka menurut Herawady diajak untuk mempelajari beberapa hal, terutama tentang cara bergaul di tengah masyarakat. Dan terakhir kemarin mereka diajari untuk teknik membuat kopi yang menurutnya ke depan bisa diaplikasikan di tengah masyarakat.

"Semua pembelajaran ini akan dibawa ke daerahnya, karena mereka nantinya akan kembali ke masyarakat sebagai babinsa,"pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.