Sejarah mencatat, pada zaman penjajahan Belanda, Surabaya telah dipersiapkan sebagai kota pertahanan. Saat itu, Gubernur Jenderal Belanda William Herman Daendels melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan Inggris.
Salah satu yang dilakukan Daendels yakni mendirikan pabrik konstruksi persenjataan di Surabaya pada tahun 1808. Pabrik ini merupakan cikal bakal berdirinya PT Pindad yang saat ini menjadi industri produk militer di Indonesia.
"Jadi ketika Daendels datang, Surabaya ditetapkan sebagai kota pertahanan. Jadi waktu itu, pertama dia membangun pabrik konstruksi persenjataan," kata pengamat sejarah, Kuncarsono Prasetyo kepada detikcom di Surabaya, Minggu (10/10/2021).
Tak hanya mendirikan pabrik persenjataan, Daendels juga membangun rumah sakit hingga tangsi atau barak militer di Surabaya.
![]() |
"Kedua, dia mendirikan rumah sakit militer namanya rumah sakit simpang yang sekarang jadi Surabaya Plaza, yang ketiga dia mendirikan tangsi militer di daerah Jembatan Merah. Jadi daerahnya di Krembangan sampai Polrestabes. Itu yang membuat Surabaya menjadi kota pertahanan," tambahnya.
Awalnya, pabrik untuk pengadaan, pemeliharaan hingga perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda ini bertajuk Contructie Winkel (CW). Namun pada 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi Artilerie Constructie Winkel (ACW).
"Namanya Artilerie Constructie Winkel, artinya pabrik konstruksi altilerie Surabaya," ungkap Kuncar.
Namun pada tahun 1918, perlahan pabrik ini mulai hijrah ke Bandung. Pemindahan dilakukan dalam rentang waktu tahun 1918 hingga 1920.
Bukan tanpa alasan, ACW pindah ke Bandung karena sejumlah pertimbangan keamanan. Saat itu, tengah terjadi perang dunia kedua. Bandung dinilai memiliki kontur tanah perbukitan dan pegunungan yang menjadi benteng pertahanan alami.
Usai pindah ke Bandung, lokasi itu pun kosong hingga akhirnya dimanfaatkan pemerintah untuk membangun gedung perkantoran. Saat ini, di sana berdiri Kantor Telkom Kebalen Surabaya.
"Lokasinya di samping House of Sampoerna, ada gedung kantornya Telkom. Ya itu, lahannya kan luas banget sampai markas Angkatan Darat, di situ ada markasnya tentara, kira-kira sampai di situ areanya. Jadi tahun 1808 Daendels mendirikan meresmikan pabrik persenjataan di tempat itu. Pabrik itu kemudian pindah dan menjadi PT Pindad. Sebelum pindah lokasinya di tempat itu," papar Kuncar.
ACW ini, lanjut Kuncar, menjadi pabrik senjata termodern pada zamannya. Di sana juga membuat meriam yang kini bertengger gagah di depan Mapolrestabes Surabaya dan area Gedung Siola.
"Itu pabrik senjata modern pada zamannya yang membuat meriam-meriam yang ditemukan misalnya di depan Siola, di depan Polrestabes itu buatan situ semua. Kalau dilihat ada tahun pembuatannya 1808 kalau nggak salah. Jadi buatan situ semua," pungkas Kuncar.