Ada artefak Lingga Sempurna yang terbuat dari batuan andesit berwarna hitam keabu-abuan. Artefak ini biasanya digunakan umat Hindu sebagai sarana pemujaan pada Dewa Siwa. Ada pula Stupica, yakni miniatur stupa yang terbuat dari tanah liat dan ditemukan di area situs Gumuk Klinthing, Muncar. Artefak ini digunakan umat Budha untuk sarana pemujaan terhadap sang Budha.
Kepala Disbupar Banyuwangi, Muhammad Yanuarto Bramuda, mengatakan pameran kepurbakalaan ini sebagai media promosi sekaligus edukasi.
"Jadi Banyuwangi tak hanya kaya akan destinasi wisata, tapi juga budaya dan situs yang harus kita lestarikan," tutur Bramuda kepada detikcom, Senin (4/10/2021).
Dalam pameran itu pengunjung juga bisa melihat benda-benda purbakala lainnya yang ditempatkan di Museum Blambangan, seperti koleksi lukisan kuno, barang-barang antik, foto-foto Banyuwangi Tempo Doeloe, dan mengunjungi Pusat Informasi Geopark Ijen. Kegiatan ini bakal digelar mulai 4-6 September 2021.
Kegiatan ini juga diisi dengan pengenalan tentang geopark ijen kepada para pelajar yang dihadiri para pelajar. Mereka dikenalkan bahwa benda-benda purbakala memanfaatkan material geologi yang ada di sekitarnya.
Misalnya, Kerajaan Macan Putih yang terlihat dari sisa bangunannya di daerah Kabat memakai bata yang materialnya berasal dari endapan gunung api Raung, sehingga dari sisi kekuatan jauh lebih baik daripada batu bata sekarang.
(fat/fat)