Caranya, dengan mengamalkan, mengimplementasikan dan menjalankan nilai-nilai luhur Pancasila. Seperti gotong royong, persatuan, empati, dan solidaritas antar sesama. Dengan begitu, Khofifah yakin segala tantangan dan kesulitan akan bisa dihadapi bangsa ini dengan ketangguhan dan kebersamaan.
"Dalam konteks pandemi ini kita melihat kecenderungan sikap-sikap seperti individualisme. Namun di sisi lain kita juga melihat kebangkitan nilai-nilai luhur Pancasila seperti empati, solidaritas, dan gotong royong antar sesama," kata Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (1/10/2021).
"Kita melihat bagaimana banyak orang tergerak untuk membantu sesama dalam situasi yang sulit. Saya yakin nilai-nilai-nilai ini akan menjadi modal bagi kita untuk bangkit dari pandemi ini," tambahnya.
Baca juga: Pancasila dan Jalan Tengah |
Menurutnya, Hari Kesaktian Pancasila ini menjadi gambaran kuat nilai-nilai luhur Pancasila selalu berhasil membawa Bangsa Indonesia keluar dari segala tantangan dan kesulitan.
Khofifah mengatakan Pancasila tidak hanya sebagai falsafah dan ideologi bangsa, tapi juga menjadi kekuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.
"Pandemi COVID-19 ini mengguncang segala sektor kehidupan. Di masa-masa sulit seperti ini, nilai-nilai Pancasila justru menjadi pondasi untuk bertahan menghadapinya. Ini sekaligus menjadi momen kita dalam meningkatkan rasa nasionalisme, persatuan dan kesatuan, serta cinta tanah air," tambah Khofifah.
Tak hanya itu, Khofifah menyebut Pancasila harus lebih dari sekadar menjadi ideologi. Namun, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dapat menjadi panduan hidup yang menuntun cara berperilaku.
Sementara sila keempat dan kelima, dapat menjadi pedoman dalam membangun kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Ia menyebut relasi pemerintah dan warga semakin terbuka dan transparan sehingga diharapkan bisa terbangun suasana saling mendukung.
"Kami bersyukur penanganan pandemi ini berjalan baik atas kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Dalam kehidupan demokratis, pemerintah tak bisa sendiri dalam menjalankan pembangunan tetapi perlu aspirasi dan partisipasi masyarakat. Kalau sinergi itu terbangun baik maka kita akan bisa mencapai tujuan akhir yaitu kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat," tambahnya.
Khofifah juga menyampaikan Pancasila menjadi bagian dari pengikat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memaksimalkan, mengikhtiarkan, melaksanakan, mengimplementasikan, dan menjalankan filosofi dasar dari nilai-nilai Pancasila.
"Jadi kalau misalnya kaitan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa jadilah umat beragama yang baik yang menjalankan kaidah-kaidah keagamaannya dengan tetap memberikan penghormatan penghargaan kepada umat lain. Kemudian Persatuan Indonesia bahwa keberadaan 714 suku bangsa di Indonesia adalah anugerah yang luar biasa yang Allah sudah turunkan ke bumi Indonesia," katanya.
Keberagaman dan kebhinekaan ini, lanjutnya, adalah Sunnatullah dan sebuah keniscayaan. Maka, keberagaman kebhinekaan itu harus diikat dengan Pancasila, baik ormas apapun, organisasi profesi apapun, dan parpol apapun maka asasnya Pancasila.
"Mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan penuh persaudaraan persatuan dan kesatuan. Ini tugas kita bersama untuk mengimplementasi dari pelaksanaan sila-sila Pancasila Itulah yang harus kita maksimalkan dimanapun kita melaksanakan tugas, profesi apapun dan dalam format apapun," terangnya.
Sementara dalam kesempatan ini hadir pula Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim Mohamad Dofir, Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat Jatim.