Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar Tri Iman Prasetyono mengatakan dari hasil evaluasi selama pelaksanaan uji coba buka, banyak keluhan dari pengunjung soal anak-anak belum boleh masuk di pusara Bung Karno.
Tri Iman berharap ada kebijakan secara nasional soal pengunjung anak-anak boleh masuk di tempat wisata sejarah seperti Makam Bung Karno. Sebab, orang tua mengajak anaknya ke tempat wisata sejarah untuk mentransformasi nilai kebangsaan.
"Kalau anaknya tidak boleh masuk tidak ada tranformasi nilai kebangsaan. Padahal transformasi nilai kebangsaan kepada anak penting. Kami berharap ini menjadi evaluasi nasional. Harapannya anak-anak tetap masuk dengan persyaratan khusus," kata Tri Iman kepada detikcom, Selasa (28/9/2021).
Seorang pengunjung asal Surabaya, Septa mengaku kecewa ketika anaknya tidak boleh masuk pusara MBK. Padahal anaknya yang duduk di kelas 1 SMP ini baru pindah dari luar Jawa dan ingin melihat langsung makam sang Proklamator Bangsa.
"Kesempatan ke sini, tidak tahu kapan bisa terulang kan. Lagian di kota, anak-anak sudah boleh masuk mal. Tapi di makam belum boleh, padahal maksud saya untuk materi pelajaran sejarah anak saya sekaligus rekreasi," ujar ibu muda ini.
Baca juga: Menko PMK Ziarah ke Makam Bung Karno |
Uji coba pembukaan wisata MBK dimulai pada Minggu (19/9). Selama sepekan uji coba ini, rata-rata pengunjung di MBK hanya sekitar 70-150 orang per hari. Padahal di saat normal, jumlah pengunjung destinasi wisata sejarah ini bisa mencapai 700 orang per hari.
Pelaksanaan uji coba pembukaan wisata MBK menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jumlah pengunjung yang masuk ke pusara juga dibatasi maksimal 25 orang.
Pengunjung juga wajib menunjukkan kartu vaksin untuk bisa masuk di pusara Bung Karno.
Simak juga 'Kemenparekraf Ingin PeduliLindungi Jadi Acuan Berwisata':
(iwd/iwd)