Pakar epidemiologi asal Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebut Indonesia perlu mengantisipasi potensi gelombang ketiga COVID-19 yang diprediksi terjadi Desember 2021. Sebenarnya, masyarakat bisa mencegah hal ini terjadi.
Dewan Pakar Satgas COVID-19 IDI Wilayah Jatim, Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo menyebut pencegahan ini bisa dilakukan pemerintah dengan dibantu masyarakat. Salah satu yang penting, yakni mencegah virus masuk. Terlebih saat ini, tengah ada varian baru mutasi Mu.
"Kita mulai dari sourcenya ini, sumbernya dari luar. Kalau sumbernya dari luar, karantina ini menjadi penting. Misalnya PMI yang masuk ke Indonesia kemudian WNA yang masuk harus dikarantina," kata Agung saat talkshow di radio, Senin (27/9/2021).
Jika ada kenaikan kasus di salah satu wilayah, Agung menyarankan agar dilakukan peningkatan pembatasan mobilitas masyarakat, seperti PPKM mikro. Tak hanya itu, wilayah lain juga perlu untuk menyiapkan agar tidak terjadi lonjakan serupa.
Kendati demikian, Agung menyebut yang paling penting adalah disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, Agung menambahkan, vaksinasi juga penting.
"Untuk mencegah gelombang ketiga ini tidak muncul, tetap patuhi prokes. Yang terpenting lagi vaksin, bukan yang utama tapi penting. Meskipun sudah vaksin tapi prokes harus tetap dilakukan. Vaksin memproteksi kita, tapi kita harus tetap memproteksi diri kita secara pribadi. Walaupun sudah divaksin, harus tetap pakai masker karena vaksin bukan pengganti masker," jelas Agung.
"Vaksin ini melindungi kita dari dalam, nah kalau masker melindungi kita dari proses transmisi virus. Virus apapun tidak hanya Corona," tambahnya.
Sementara itu, KPS Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana Unair Dr Arief Hargono menambahkan prediksi adanya gelombang ketiga masih bisa diubah.
"Tadi ada beberapa hipotesis, ada prediksi adanya gelombang ketiga. Itu prediksi, dan InsyaAllah masih bisa kita ubah," kata Arief.
Caranya, membutuhkan peran serta seluruh elemen untuk tidak mengendorkan protokol kesehatan. "Untuk mengubah itu butuh Peran kita semua, baik itu masyarakat kemudian program kesehatan, pemerintah, swasta, kemudian media massa, akademisi semua bekerja sama untuk penanganan pandemi," papar Arief.
"Langkah yang memang paling bisa kita lakukan ya tadi melakukan prokes secara ketat, kita mematuhi peraturan yang ada dan kita tetap waspada bahwa virus ini masih ada. Kemungkinan gelombang ketiga memang masih ada tapi bisa kita cegah dengan kerja sama," lanjutnya.
Arief berharap masyarakat tetap tidak abai prokes dan melakukan euforia atas penurunan kasus yang terjadi akhir-akhir. Agar, gelombang ketiga yang diprediksi terjadi akhir 2021, tidak terjadi.
"Mudah-mudahan kita semua bisa mengambil hikmah dari pengalaman sebelumnya bagaimana virus terdeteksi pertama kali masuk ke Indonesia, bagaimana upaya kita untuk berjuang melawan pandemi ini," harapnya.