Wisata yang berada di bawah DAM Licin Sungai Dhompo saat ini sepi. Tak ada satupun pengunjung, bahkan tak tampak jejak bahwa lokasi ini pernah hits dan menjadi destinasi pilihan warga.
Beberapa air terjun mini yang sebelumnya elok tampak kotor. Banyak sampah dan kayu menumpuk merusak pemandangan.
Sampah rumah tangga berupa plastik juga berserakan di beberapa titik. Di ceruk-ceruk sungai terdapat banyak sampah, padahal sebelumnya menjadi lokasi favorit pengunjung mengambil foto.
Kolam di atas air terjun kotor dan berubah menjadi lokasi mandi dan cuci. Tak ada lagi perahu wisata untuk disewa pengunjung. Tak tampak lagi penjual makanan di pintu masuk.
"Sebelumnya sangat ramai. Bahkan saat Corona tambah ramai. Namun sejak PPKM langsung sepi," kata Perangkat Desa Dhompo, Heri Setiawan, Jumat (24/9/2021).
Karena tak ada pengunjung, lanjut Heri, wisata yang dikelola pemuda desa ini tak memiliki pemasukan. Dari hasil sewa perahu dan parkir kendaraan, para pemuda mendapatkan penghasilan yang sebagian dimanfatakan untuk perawatan.
"Libur total, nggak ada pemasukan, akhirnya ya nggak ada yang merawat. Dulu sering kerja bakti bersih-bersih," ungkapnya Heri.
Heri sendiri sangat menyayangkan kondisi tersebut. Padahal lokasi ini salah satu sumber pendapatan bagi desa.
"Sayang sekali. Kan sumber penghasilan desa," ungkap Heri.
Wisata air terjun mini ini hits pada akhir 2020. Setiap hari 200 pengunjung datang ke tempat ini. Saat akhir pekan jumlah pengunjung mencapai 500 orang.
Saat ini, lokasi wisata di Kabupaten Pasuruan sudah diizinkan buka. Namun kondisi air terjun mini ini terlanjur terbengkalai dan sepi.
(iwd/iwd)