Jejak Pangeran Benowo di Jombang, Raja Kesultanan Pajang

Jejak Pangeran Benowo di Jombang, Raja Kesultanan Pajang

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 21 Sep 2021 06:52 WIB
Selain keindahan alam dan durian, Kecamatan Wonosalan, Jombang juga mempunyai destinasi wisata religi. Yaitu Makam Pangeran Benowo, pewaris tahta kesultanan Pajang, Jateng.
Makam Pangeran Benowo/Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom
Jombang -

Selain keindahan alam dan durian, Kecamatan Wonosalan, Jombang juga mempunyai destinasi wisata religi. Yaitu Makam Pangeran Benowo, pewaris tahta kesultanan Pajang, Jateng.

Destinasi wisata religi ini terletak di lereng Pegunungan Anjasmoro. Tepatnya di Dusun/Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam. Jaraknya sekitar 35 km dari pusat kota Jombang.

Makam Pangeran Benowo berada di perbukitan sehingga lebih tinggi daripada permukiman penduduk di sekitarnya. Untuk sampai ke makam ini, peziarah harus berjalan kaki sekitar 300 meter dari tempat penitipan kendaraan.

Sampai di lokasi, peziarah disambut dengan gapura merah dengan tulisan 'Makam Pangeran Benowo'. Bagian halaman sarat dengan makam prajurit dan pengikut Pangeran Benowo, serta beberapa juru kunci terdahulu.

Tempat peristirahatan terakhir sang pangeran berada di dalam bangunan tertutup mirip rumah. Makam Pangeran Benowo diapit makam kedua istrinya, Dewi Sekar Arum dan Dewi Sekar Kedaton.

Selain keindahan alam dan durian, Kecamatan Wonosalan, Jombang juga mempunyai destinasi wisata religi. Yaitu Makam Pangeran Benowo, pewaris tahta kesultanan Pajang, Jateng.Makam Pangeran Benowo/ Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom

Ketiga makam tersebut ditutup kain putih. Aroma wangi kembang dan dupa dari para peziarah menyelimuti area makam. Sehingga memperkuat nuansa sakral di tempat ini.

Juru Kunci Makam Pangeran Benowo Watono (69) mengatakan, Pangeran Benowo merupakan anak kandung Sultan Adiwijaya alias Mas Karebet alias Jaka Tingkir, penguasa Kesultanan Pajang. Ia datang ke Wonomerto untuk menyebarkan ajaran Islam.

"Pangeran Benowo kala itu babat alas untuk permukiman warga sembari mengajarkan Islam ke masyarakat yang saat itu masih menyembah batu dan pohon," kata Watono kepada wartawan di lokasi, Selasa (21/9/2021).

Jaka Tingkir sendiri merupakan menantu Sultan Trenggana, Raja Demak periode 1521-1546 masehi. Ia menikahi putri Sultan Trenggana, Ratu Mas Cempaka. Jaka Tingkir mendirikan Kesultanan Pajang dan berkuasa 1568-1583 masehi.

Selain Pangeran Benowo, Jaka Tingkir juga mempunyai anak angkat bernama Sutawijaya. Anak angkatnya ini menjadi Raja Mataram Islam pertama bergelar Panembahan Senapati tahun 1586-1601 masehi.

Simak juga 'Menko PMK Ziarah ke Makam Bung Karno':

[Gambas:Video 20detik]



Sedangkan Pangeran Benowo hanya satu tahun menjadi Sultan Pajang. Yakni tahun 1586-1587 masehi. Ia memilih berdakwah untuk menyebarkan ajaran Islam hingga ke Wonomerto.

"Kala itu tidak banyak pengikutnya, sampai masyarakat Wonomerto Islam semua," terang Watono.

Makam di Wonomerto hingga kini diyakini sebagai makam Pangeran Benowo. Peziarah pun berdatangan dari Jombang sendiri dan beberapa daerah di sekitarnya.

"Kalau ada yang mencari togel atau pesugihan saya ingatkan. Jangan meminta ke leluhur, tetap minta ke Yang Maha Kuasa, mendoakan leluhur agar dapat syafaat," ujar Watono.

Pemerhati Sejarah Jombang Dian Sukarno menjelaskan, Pangeran Benowo merupakan putra Raja Pajang, Sultan Adiwijaya atau Jaka Tingkir. Hanya saja sang pangeran memilih berdakwah daripada meneruskan kekuasaan ayahnya.

Selain keindahan alam dan durian, Kecamatan Wonosalan, Jombang juga mempunyai destinasi wisata religi. Yaitu Makam Pangeran Benowo, pewaris tahta kesultanan Pajang, Jateng.Makam Pangeran Benowo/ Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom

"Dalam perjalanannya, Pangeran Benowo membentuk desa-desa mulai perbatasan Kandangan, Kediri sampai Wonosalam. Yang terakhir beliau tinggal di Wonomerto," ungkapnya.

Ia juga meyakini Pangeran Benowo wafat dan dimakamkan di Wonomerto. "Karena di makam Wonomerto ditemukan tiga peninggalan. Yaitu kitab tulisan tangan, pedang dan beduk. Ini yang menguatkan makamnya ada di Wonosalam," terang Dian.

Sementara Sejarawan Jombang Nasrullah berpendapat, makam Pangeran Benowo bisa saja tidak di Wonomerto. Ia menduga pewaris tahta Kesultanan Pajang itu melanjutkan dakwah ke daerah lain setelah mewariskan pedang, beduk dan kitab ke para pengikutnya di Wonomerto.

"Apakah makam atau petilasan? Itu juga masih menjadi perdebatan. Peninggalannya ada kitab, pedang panjang, jidor atau beduk kecil, kuatnya di situ karena ada tinggalan-tinggalannya di Wonomerto. Namun, bisa saja dia melanjutkan perjalanan ke daerah lain," ujarnya.

Tidak hanya itu, tahun wafatnya Pangeran Benowo juga masih menjadi misteri. "Itu yang saya belum menemukan, persoalannya meninggalnya tidak di keraton. Sehingga tidak bisa terjawab dengan jelas," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.